Friday, September 25, 2015

Seminar D-S-L-R di GKJ Canden


Kemarin, tepatnya 25 September 2015 pagi, kesempatan terbuka bagi saya untuk hadir di tengah kumpulan anak-anak muda untuk berbagi seputar buku Dari Jomblo Sampe Merit. Adalah GKJ Canden, Bantul yang menjadi penggagas sekaligus tuan rumah dari acara seminar D-S-L-R (Dating-Sex-Love-Relationship) yang juga dihadiri oleh beberapa gereja sekitarnya. Ada lebih dari 50 remaja-pemuda yang meluangkan waktu untuk hadir dan mendengar materi seminar.

Sekitar pukul 09.15 acara dimulai dengan doa pembukaan, puji-pujian, diikuti pembacaan profil pembicara (dipajang pula tuh foto saya yang di slide :-p ). Selanjutnya microphone diserahkan dan pembicaraan seputar pergaulan dan asmara dimulai. Selama sekitar 1 jam sekitar 25 slide ditayangkan, yang sesekali terdengar gelak-tawa dari para peserta seminar menanggapi gurauan dari pembicara.

Setelah materi seminar disampaikan, ada break 15 menit untuk peserta menikmati snack yang disediakan panitia, lalu acara berlanjut dengan tanya-jawab. Ada beberapa pertanyaan yang terlontar, beberapa di antaranya:

1) Boleh tidak anak usia 13-14 tahun berpacaran?
2) Gimana tips berpacaran yang baik?
3) Gimana cara nolak yang halus supaya tidak menyakiti perasaan orang lain?
4) Kok bisa ada orang Kristen cerai? Gimana caranya supaya tidak cerai?

Acara diakhiri dengan pembagian buku dari pembicara kepada 4 orang ketua pemuda yang hadir selama seminar, ditambah 1 buku untuk majelis pendamping pelayanan anak muda di GKJ Canden. Buku yang dibagi tentu Dari Jomblo Sampe Merit dong!

Sungguh merupakan kesempatan yang sangat berharga untuk bisa berbagi dan membekala generasi muda, supaya kelak, mereka bisa mempersiapkan masa pacaran dan pernikahan dengan sebaik mungkin, bahkan melakukan persiapan yang terbaik!

Berikut oleh-oleh foto dari seminar tersebut:

Pembicara beraksi

Apa harapan kalian setelah ikut seminar ini? (Tanyaku)

Anak ini menyegarkan suasana yang panas!!

Pembagian buku DJSM untuk ketua pemuda dan majelis pendamping
GBU guys! Terima kasih buat keramahan kalian!

Hati-hati Membeli Ikan di Pantai Depok


Suasana di Pasar Ikan Segar DEPOK (rynaridot.wordpress.com)

Sekadar info saja, buat teman2 FB kalo ke pantai Depok dan ingin menikmati ikan segar, harap lebih berhati-hati lagi dalam memilih ikan.

Dua hari lalu, kami membeli ikan hiu di Pasar Ikan Segar (PIS), lalu dimasak di salah satu warung yang ada di dekat pantai. Tapiii ... harapan untuk menikmati ikan segar sirna setelah ikan dimasak, kami mencium bau yang nggak sedap (seperti pesing). Setelah coba dirasakan, semua ikan dalam nampan rasanya juga nggak enak, bisa bikin muntah kalau nggak tahan sama baunya.

Mau komplain juga takutnya malah jadi rame sama pedagang di PIS-nya. Akhirnya kami memakai jurus kuno: sing waras ngalah. Eh, ketika cerita sama yang punya warung, diberitahu kalau konsumen di sebelah juga RUGI karena cumi yang dibelinya juga dalam kondisi tidak segar. Untung cuma beli 1/2 kg, tapi tetap aja rugi karena nggak bisa dibawa pulang. Setelah selesai makan, ikan bau pesing itu kami titipkan ke warung alias kami tinggal (terserah mau diapakan).

Sebenarnya dengan melakukan ini, yang rugi bukan hanya oknum pedagang yang menjual ikan tidak segar, melainkan pedagang lain ikut terancam juga karena mereka berada dalam satu lokasi. Seperti peribahasa: karena nila setitik, rusak susu sebelanga. Masakan di warung pun tidak terlalu istimewa. Harga nasinya juga keterlaluan. Masa' cuma 1/2 porsi, ditambah lalapan sedikit sama sambal kecap dan sambal tomat ukuran kecil, harganya 20 ribu! Bumbunya juga ajaib, saus tiramnya membuat tangan panas sampai lebih dari 15 jam setelah makan.

Oalah!

Jadi mikir kalau mau pergi ke sana dan beli ikan lagi. Semoga ada perhatian dari pemerintah dan pengelola pantai, termasuk menaikkan kualitas masakan dari warung di sekitar pantai. Mahal sedikit nggak apa-apa asalkan ikan benar-benar segar dan masakan enak, sehingga wisatawan tidak kapok datang ke sana.

Ada baiknya juga untuk pembelian di Pasar Ikan Segar (PIS), penjual diwajibkan untuk memberikan nota pembayaran, supaya kalau konsumen merasa dirugikan ada bukti bahwa sudah belanja di tempat tertentu. Ada baiknya kalau ada yang membuka penitipan kucing, supaya kucing-kucing nggak mengganggu wisatawan yang menikmati hidangan di warung makan.

Oya, ada saran dari pemilik warung tempat kami makan: "Lain kali kalo datang ke sini dan mau beli ikan, ajak saya, nanti saya antarkan memilih ikan yang bagus." (Saya mbatin: ikan segar tapi masakan rasanya hambar, ya sami mawon bu!)

Sekian kicauan pagi ini. Selamat hari Sabtu...

NB:
Karena alasan pribadi, nota warung tidak saya cantumkan meskipun masih tersimpan di dompet.

Sunday, September 13, 2015

Mari bergabung bersama dalam HOLINESS MOVEMENT!

Halo semuanya...!

Izinkan saya berbagai mengenai informasi berikut ini:

Melalui tulisan ini, izinkan saya ingin berbagi mengenai kerinduan kami (saya dan partner menulis saya: Kak Eva Yunita) untuk melihat munculnya generasi muda yang mengasihi Tuhan dan menjaga hidup dalam kekudusan ilahi dalam anugerah yang Tuhan berikan.
Seperti kita ketahui bersama bahwa dunia semakin gencar menggempur generasi muda dengan nilai-nilai atau pengajaran yang semakin mengkhawatirkan. Hubungan dengan lawan jenis yang dilandasi karena coba-coba, kebiasaan gonta-ganti pacar yang dianggap biasa, serta banyak nilai-nilai lain yang tidak sejalan dengan Alkitab mulai dianggap biasa oleh generasi muda kita. Pernikahan dimulai dengan persiapan yang amburadul karena tidak menjalankan prinsip kebenaran firman Tuhan dan tidak tahu apa yang harus dilakukan setelah "resmi" berganti status dari jomblo menjadi in a relationship.
Melalui buku Dari Jomblo Sampe Merit kami ingin berbagi mengenai prinsip-prinsip kebenaran firman seputar mendapatkan pasangan hidup, menjalani masa pacaran (dating) dengan benar dan aman, serta cara mempersiapkan generasi muda untuk memasuki pernikahan dengan yang terbaik.
Sejak awal, kami ingin mendedikasikan buku ini untuk generasi muda dan gereja Tuhan, sama sekali bukan untuk tujuan komersil atau mencari untung. Buku ini dalam diterbitkan awal Februari 2015 sudah memberkati lebih dari 400 anak muda, juga para orangtua dan hamba Tuhan yang memiliki anak atau anak rohani usia remaja sampai pemuda (dewasa muda).
Untuk sementara Kak Eva Yunita masih berdomisili di Swedia dan rencananya dalam waktu dekat akan kembali ke Indonesia. Sementara saya sendiri sehari-hari bekerja di Yogyakarta dan berdomisili di Delanggu, kota kecamatan yang termasuk dalam kabupaten Klaten.
Jika Anda memiliki kerinduan untuk melihat munculnya (bangkitnya) kegerakan kekudusan pada generasi muda (termasuk anak-anak Anda), bergabunglah bersama kami untuk:

*Menyebarkan informasi ini,
*Membeli buku Dari Jomblo Sampe Merit
*Membagikan (membeli lalu dikirimkan atau diberikan ke orang tertentu),
*Ikut menyebarkan informasi ini
*Atau jika ada kesempatan dan waktu yang pas, bisa mengundang Penulis untuk bisa berbagi cerita (share firman) dalam kebaktian anak muda di gereja Anda sekalian.
Untuk pembelian/pemesanan bisa langsung melalui email saya (widodo.surya.putra@gmail.com) atau langsung kontak nomor pribadi 0856-4721-9214 (Pin BB: 29DEFAB7).

Harga normal buku ini di toko Rp. 35.000, tetapi bagi Anda yang memesan langsung (minimal pembelian 10 eks atau lebih) ada diskon khusus yang dapat kami berikan (belum termasuk ongkir).
Demikian yang dapat saya sampaikan. Terima kasih atas perhatian Anda semuanya. Kami tunggu tanggapan Anda dan peran aktif Anda untuk bergabung bersama dalam pergerakan ini. Tuhan memberkati

Cover DJSM


Kata Pengantar 

Saya senang sekali dihubungi oleh penulis buku Dari JombloSampe Merit untuk memberikan kata pengantar. Bagi saya, anak-anak muda atau keluarga muda yang menulis buku itu keren abiz! Jangan menunggu sampai tua baru nulis buku. Itu sebabnya saya paling senang kalau diminta untuk memberi kata pengantar atau endorsement dari para penulis muda.

Buku ini saya apreasiasi karena dua hal.

Pertama, isinya populer. Banyak hal yang menjadi FAQ (Frequently Ask Question) yang diajukan oleh kaum muda, baik waktu saya memimpin seminar dating, love, dan seks maupun saat ngafe bersama. Kedua, cara mengulasnya pun renyah. Bukan seperti krupuk yang melempem. Semua ini tidak terlepas dari kedua penulisnya yang sudah makan banyak asam dan garam kehidupan [wuih kayak nasihat ortu (orangtua) saja]. Meskipun demikian,
pembahasannya berbobot.

Saya merekomendasikan buku ini untuk diberikan kepada siswa-siswa SMP-SMA (yang udah kuliah juga boleh kok) agar mereka tidak mencari-cari jawaban tentang asmara di tempat yang salah, apalagi di tempat sampah ... hahaha .... Para rohaniwan dan ortu juga ngga’ ada salahnya membaca buku ini agar bisa nyambung dengan generasi berikutnya.

Pokoke joget, eh, asyik aja membaca buku ini. Proficiat!

Xavier Quentin Pranata
Penulis buku The Power of Intimacy, bisa ditemui di
www.xavierquentin.com dan www.xavier.web.id.  


Dukungan untuk Dari Jomblo Sampe Merit




Buku ini unik. Memadukan dua perspektif—laki-laki dan perempuan—dalam menggali prinsip firman Tuhan dan memetik hikmah dari pengalaman hidup. Komplit!
Arie Saptaji,
Pemimpin redaksi Renungan Harian

Saya termasuk orang yang cukup sering membaca buku seputar pasangan hidup, tetapi khusus untuk buku ini, saya merasa beda. Kata demi kata yang dituliskan di tiap lembar halamannya seakan menjadi huruf-huruf yang hidup, berbicara langsung kepada saya, memberikan pengertian, dan kekuatan baru. Dengan bahasa yang mudah dimengerti, gaul, tetapi tegas, buku ini membahas secara tuntas dan alkitabiah topik-topik yang sering muncul dalam setiap pribadi atau pasangan dari berpacaran hingga menikah.

Akan tetapi, membaca buku ini bagaikan membaca buku resep makanan, diuraikan terlebih dahulu bahan apa saja yang dibutuhkan, berapa takarannya agar pas rasanya dan bagaimana
proses pembuatannya, sehingga akan menghasilkan makanan yang lezat. Jika saya sangat diberkati melalui buku ini, apalagi Anda.
Desiree Hasiani,
Pecinta buku yang ngantor di BPK Gunung Mulia


Mengapa pernikahan gagal? Karena kita menikah untuk kepentingan kita. Kita memilih pasangan sesuai keinginan dan kebutuhan kita. Kita menikah supaya kita bahagia. Padahal sejak kita menerima Yesus dalam hati kita, hidup kita bukan milik kita lagi, melainkan menjadi milik Yesus yang sudah membeli kita. Kalau seadainya kita tahu bahwa menikah itu untuk kepentingan Tuhan, pernikahan tidak akan pernah gagal, sebab Tuhanlah yang menjaga pernikahan dari awal sampai akhir. Buku ini memberikan trik sederhana untuk orang muda agar berhatihati dalam membangun hubungan dengan lawan jenis supaya
menikah diperuntukkan bagi Tuhan.
—Yusak Budi Santosa
Staf Gereja Kristen Kemah Daud Yogyakarta


Bagi anak muda, menikah dengan pasangan hidup sangatlah dinanti-nantikan. Hanya saja proses yang harus dilewati untuk menemukan pasangan hidup yang Tuhan sediakan bukanlah hal mudah karena banyak melibatkan emosi dan segala keinginan manusiawi. Gambaran tentang seluk beluk pasangan hidup dan pernikahan bagi anak muda sering kali juga masih terlihat samarsamar. Buku ini sangat bagus untuk menjawab kegalauan anak muda yang sedang bergumul untuk mendapatkan pasangan hidup yang sesuai dengan hati Allah dan rencana-Nya. Selain itu, buku ini memberikan tips-tips yang bisa dipraktikkan dalam mempersiapkan pernikahan kudus. Selamat membaca dan meraih berkat-Nya.
—Astuti Triasmani, S.Pd.
Kepala SMP Kristen Kalam Kudus Yogyakarta

Berdiri tegak di tengah-tengah angkatan yang sedang rebah memang sulit. Menjalani pranikah yang kudus di tengah-tengah generasi yang sarat pergaulan bebas memang tidak mudah. Namun, hal itu yang diperjuangkan oleh Eva Yunita dan Widodo Surya Putra. Salah satu bentuk perjuangan mereka adalah (dengan pimpinan Tuhan) melalui buku yang Anda baca ini.
Mereka menulis hal-hal yang praktis, sederhana, tajam, akurat, dan alkitabiah. Tujuannya adalah mendidik generasi muda menjalani masa pranikah sampai pernikahan sesuai kebenaran,
sehingga akan berdampak besar bagi peradaban manusia (generasi muda) pada masa yang akan datang. Baca, pelajari, dan lakukan tips-tips dalam buku ini, niscaya Anda akan mengalami berkat yang luar biasa.
—Irawan Budi Lukmono, S.Sos., M.Th.
Penulis, penyiar, dan pengajar

Memilih pasangan hidup atau mencari jodoh adalah kombinasi dari anugerah Tuhan dan usaha yang dilakukan. Namun, sering kali kebanyakan orang berpikir bahwa jodoh adalah usaha  mereka sendiri, dan kehendak Tuhan “disesuaikan” dengan selera mereka.

Dalam buku ini penulis mengajak pembaca untuk belajar langkah-langkah yang benar dalam mencari pasangan hidup, bagaimana tetap berusaha dengan mengandalkan Tuhan. Oleh karena perasaan cinta datang sebagai kesempatan, termasuk ketika bertemu seseorang yang membuat kita tertarik, itu bukan pilihan, melainkan kesempatan. Selanjutnya bila kita memutuskan untuk mencintai orang tersebut dengan segala keterbatasannya, itu bukan kesempatan, melainkan pilihan. Pada saat menentukan pilihan itulah kita perlu melibatkan Tuhan.

Jika Anda membaca buku ini, Anda akan belajar bagaimana mencari pendamping hidup sesuai dengan kehendak Tuhan.
—Agus Setianto,
Penulis buku Vita, Suamimu Bukan Malaikat


Buku ini menjadi sebuah gambaran dan motivasi bagi anak-anak muda yang sedang mempersiapkan diri untuk masuk dalam pernikahan. Buku ini memberikan pelajaran yang sangat baik bagi kaum muda dalam hal menemukan pasangan hidup.

Penyampaian penulis dalam buku ini mudah dimengerti dan gayanya anak muda sekali. Saya yakin buku ini akan menjadi jawaban bagi anak-anak muda yang sedang mencari tahu tentang
pasangan hidup maupun yang sedang mempersiapkan diri untuk masuk dalam pernikahan.
Kennedy Jennifer Dhillon,
Sutradara dan penulis buku
Iman yang Menyelamatkan Keluargaku


Buku ini menarik hati dan siap saji. Pastinya juga sesuai dengan kehendak ilahi. Hey, para generasi muda, jangan lewatkan setiap sisi dari tulisan ini, pasti kalian diperlengkapi, diberkati dan makin ngerti kehendak Gusti! Saya sangat merekomendasikan buku ini ada di tangan kalian. Kalian ngga’ bakalan nyesel, malah sebaliknya, kalian bakalan kesengsem dengan seluruh pembahasan ini. Jangan letakkan buku ini sebelum selesai kalian baca! Renungkan, jalankan, bagikan, maka hidup kalian makin bisa menjadi warna bagi generasi. Jadilah generasi yang tau kehendak ilahi dalam mencari pasangan hidup yang sejati!
Selamat mengadakan journey ilahi!
—Ps. Kornelius Sabat, M.Th.
Pastor, teacher, counselor, author buku
Dari Jomblo Ampe Putus dan
Generasi Anti Galau

Rutinitas Rumah Sakit dan Insight "You'll Never Walk Alone" Mengisi Soreku yang Syahdu ...

  Ilustrrasi rumah sakit (Source: www.wphealthcarenews.com) Di tengah suasana sore yang syahdu setelah diguyur hujan deras bercampur angin y...