Monday, December 3, 2018

Liburan Akhir Tahun Nanti, Tak Harus Menginap di Kawasan Malioboro, Lho!

Jalan Malioboro (Bon Voyage Jogja)

Beberapa waktu lalu, seorang teman lama minta dibantu dicarikan hotel untuk rencana liburannya ke Yogyakarta. Masalahnya tanggal yang dipilih termasuk long-holiday alias high-season, sedangkan ia meminta dicarikan hotel di kawasan Malioboro. Hasilnya, bisa diduga bahwa saya kesulitan mencarikan hotel sesuai kriteria yang diinginkan oleh teman saya.

Sempat saya menawarkan untuk mencari hotel dengan lokasi agak jauh sedikit dari kawasan Malioboro, sedangkan untuk travelling ke tempat-tempat wisata dapat dilakukan menggunakan taksi online atau menyewa sepeda motor. Sayang, mungkin karena teman saya dan keluarganya masih berpikiran agak konservatif, tawaran saya tidak ditolak mentah-mentah. Ia lebih memilih mencari menggeser tanggal liburannya dengan tetap mencari penginapan di kawasan Malioboro. Keputusan yang tepat!

Namun, bicara soal liburan ... apalagi menjelang libur Natal dan Tahun Baru nanti (liburan sekolah juga kan!) sepertinya masa liburan panjang ini tetap dijadikan pilihan, sekalian berkumpul dan merayakan bersama keluarga. Yogyakarta pun menjadi salah satu destinasi, dengan kawasan Malioboro menjadi salah satu lokasi favorit untuk menginap!

Nah, membahas soal memilih tempat menginap sembari berlibur, sebagian besar orang masih memilih penginapan di sekitar lokasi wisata. Kawasan Malioboro (sekali lagi) masih menjadi destinasi idaman bagi para wisatawan lokal yang ingin ke Yogyakarta. Faktor historis, viralnya Maliboro, wisata kuliner dan belanjanya, juga lokasi yang berdekatan dengan Stasiun Tugu menjadi beberapa alasan utama wisatawan masih memilih Malioboro. 

Alasan lainnya ... menginap di kawasan Malioboro membuat wisatawan tak perlu berjalan jauh, bisa mondar-mandir berkali-kali, atau kalau habis wisata belanja biar bisa segera sampai ke penginapan!

Namun, pilihan tersebut ada konsekuensinya. Pelancong atau wisatawan harus siap merogoh kocek lebih dalam, juga harus secepat mungkin mengamankan pesanan kamar hotel supaya tidak keduluan orang lain! 

Konsekuensi lainnya adalah wisatawan perlu bersiap dengan hiruk-pikuk atau keriuhan massa yang mungkin sedikit mengusik ketenangan. Bagi yang mendambakan liburan dengan tenang, tentu hal ini dapat mengganggu kenyamanan.

Nah, berhubung sebentar lagi kita akan memasuki masa liburan akhir tahun, dengan potensi okupansi hotel di kawasan Malioboro yang dipastikan akan sangat tinggi, tiga langkah berikut mungkin tertarik untuk Anda coba pada liburan akhir tahun ini, khususnya bagi Anda yang ingin menghabiskan liburan Natal dan akhir tahun di Yogyakarta.

Pertama, tentukan tujuan dari liburan Anda. Hal ini akan menentukan tipe penginapan seperti apa yang akan Anda pilih, berapa budget untuk penginapan, dan tentunya itinerary dari liburan Anda kali ini. Yogyakarta dan sekitarnya memiliki beragam pilihan tempat wisata, tak hanya kawasan Malioboro, pantai Parangtritis, atau Candi Prambanan.

Kedua, carilah penginapan di luar kawasan wisata. Jika rencana liburan Anda tak hanya melulu soal makan, belanja, dan bermalas-malasan di hotel, memilih untuk mencari penginapan yang sedikit jauh dari lokasi wisata dapat menjadi pilihan yang tepat. Biasanya harga juga relatif lebih murah, sehingga dana bisa dialokasikan untuk keperluan lainnya. 

Apalagi jika Anda hanya ingin menjadikan penginapan sebagai tempat untuk beristirahat setelah puas berkunjung ke berbagai tempat wisata, maka penginapan dengan budget miring bisa Anda pilih. Tawaran penginapan “murah-meriah” ala Airy Room atau Reddoorz mungkin dapat Anda coba.

Kenapa hotel murah meriah bisa jadi pilihan? Tentu saja selain alasan harga, juga fungsinya. Bukankah penginapan hanya difungsikan sebagai tempat beristirahat, lalu sebagian besar waktu Anda habiskan untuk beraktivitas di luar penginapan? Cobalah!

Ketiga, manfaatkan jasa sewa kendaraan bermotor. Jika Anda masih single, sudah menikah tapi belum memiliki anak, atau memiliki anak yang masih kecil, manfaatkanlah jasa persewaan sepeda motor yang tersebar di berbagai lokasi di Yogyakarta. Hanya dengan budget tak sampai 100 ribu rupiah per hari, Anda bebas menggunakan sepeda motor untuk berpetualang ke manapun. Lebih irit, fleksibel, dan memungkinkan Anda lebih hafal jalan-jalan di daerah Yogyakarta.

Bagaimana kalau tersesat? Tak perlu takut tersesat karena selain Anda dapat memanfaatkan berbagai rambu petunjuk ke lokasi wisata, Anda bisa menggunakan jasa peta digital yang ada di gadget Anda, atau jika sampai terdesak, keramahan masyarakat Yogyakarta masih dapat diandalkan untuk menolong mengarahkan wisatawan ke tempat yang hendak dituju.

Nah, itu tadi sedikit tips yang dapat saya bagikan. Semoga bermanfaat dan selamat merencanakan liburan ke Yogyakarta pada liburan sekolah, Natal, dan Tahun Baru 2018 ini ya!

****
Tulisan ini tak hendak menyudutkan penginapan di kawasan Malioboro, tetapi hanya memberi alternatif pilihan kepada pembaca blog ini. Semoga bermanfaat!
****


Sunday, December 2, 2018

Kebab Ternyata Enak Juga!

Minggu sore (2/12/2018), sekadar melepas lelah dan menyegarkan pikiran, saya bersama istri tersayang spontan  ber-HHS sambil kulineran dengan rute yang dekat-dekat saja. HHS atau Halan-halan Sore (istilah yang bagus kan? Hehehe!) kali ini sengaja kami arahkan di daerah Pedan, Kabupaten Klaten, khususnya di sekitar pasar.

Beberapa kali kami melewati daerah pasar Pedan ini, tapi kami jarang berhenti, juga belum pernah mencoba satupun kuliner yang banyak bertebaran di sana. Padahal, ada cukup banyak “bakul” kuliner, mulai dari PKL, gerobak dorongan, sampai warung dan resto yang berjajar di sekitar pasar Pedan. 

Ibaratnya, asal dompet siap, tinggal pilih mau berhenti dimana sesuai selera masing-masing! Hahaha ...!

Eits, sebelum cerita soal pengalaman nyobain kuliner ala Turki bernama KEBAB, kami sempat captured beberapa view sepanjang jalan yang tampak bagus menjelang matahari terbenam. Langsung saja intip beberapa gambar berikut. Maafkeun kalau gambarnya kurang tajam karena cuma pakai kamera HP yang ala kadanya:

Matahari diasapi (dok.pri)
Bukan Menara Eiffel lho ya (dok. pri)
Segarnya mata lihat pemandangan begini (dok. pri)
After that ... begitu memasuki areal jalan di sekitar pasar Pedan, kami tertarik membaca promo Kebab yang ditawarkan oleh resto “Mister Burger” yang terletak tak jauh dari lapangan di dekat pasar Pedan. Begitu masuk, kami segera pesan kebab yang ori, karena hanya itu satu-satunya menu Kebab yang saat itu tersedia. 

Pinginnya sih nyobain daging domba (lamb) yang tertulis di daftar menu, tapi kata Mbak dan Mas-nya yang jaga ... baru nggak available! Nggak apa-apa deh ... nyobain yang isinya daging sapi juga oke!

Eng, ing, eng ... inilah ... kebab Turki ala kulineran Klaten!

Dua porsi kebab untuk kami berdua (dok. pri)
Yang kuning-kuning itu mayonaise. Cara makannya biar asyik, diiris sedikit-sedikit kayak makan steak itu lho! Jangan langsung dipegang, lalu dilahap ya... karena kenikmatannya bisa berkurang!

Jadi isi dari kebab itu ada daging sapi, irisan acar dan wortel, yang diolesi (istilah saya) “bumbu rahasia” dari yang masak. Hahaha... Daging sapi di dalamnya berukuran lumayan tebal, masih anget-anget pula pas disajikan, jadi semakin maknyusss rasanya!\

Harganya? Relatif terjangkau sih, karena seporsi dibanderol  Rp. 18.000. Kalau dagingnya dirasa masing kurang, atau mau ditambah sesuatu lagi ... bisa kok ditambah telur, sosis, atau keju ... tapi bayar lagi beberapa ribu rupiah. Belum termasuk minum ya!

“Enak nggak?” (lihat saja ekspresi saya ini)
 
Siap menyantap!

Saking enaknya, bro! (dok. pri)

“Parkir? Gimana parkir kena berapa?” mungkin ada yang nanya. Normalnya sih tarif parkir zaman now ya Rp. 2000-an untuk sepeda motor, tapi kemarin kami nggak ditarik parkir sama sekali tuh!

Saran saya ... sebaiknya untuk nyobain makan di sini pakai sepeda motor saja. Kalau pakai mobil, parkirnya nggak bisa persis di depan warung MB-nya karena space-nya sangat terbatas!

Nah, sekian cerita HHS dan kulineran kami. Semoga sukses membuat kalian ngiler ya! Wkwkwkwkw...! (Kalau ngiler berlanjut, silakan tengok saldo di rekening atau ketebalan dompet, lalu segera ke lokasi ya!)

Salam kuliner dari Klaten! 


Rutinitas Rumah Sakit dan Insight "You'll Never Walk Alone" Mengisi Soreku yang Syahdu ...

  Ilustrrasi rumah sakit (Source: www.wphealthcarenews.com) Di tengah suasana sore yang syahdu setelah diguyur hujan deras bercampur angin y...