Tuesday, May 27, 2014

Liburan Segeeer dan Adeeeeem di Umbul Ponggok

Bukan yang punya Umbul Ponggok ^.^

Hari libur adalah sesuatu yang menyenangkan, tepatnya merupakan kebutuhan bagi karyawan kantoran seperti saya. Oleh karena itu, adanya 8 tanggal merah menjadi hal yang sangat menggembirakan. Saya bisa beristirahat, bersih-bersih rumah, pacaran sama istri, menjamu keponakan, atau bergembira bersama isti dan keponakan sambil berenang, seperti yang kami lakukan kemarin (27 Mei).

Yap, tepat pukul 09.00 dengan mengendarai sepeda motor, kami menuju ke Umbul Ponggok, yang terletak di daerah Polanharjo, Klaten. Perjalanan tidak terlalu lama, hanya sekitar 10-15 menit dari rumah. Tidak sulit menemukan Umbul Ponggok, sekalipun kami sempat bertanya 1 kali untuk memastikan kami tidak tersesat atau melalui jalan yang keliru. 

Suasana sudah cukup ramai sekalipun masih terbilang pagi ... kami masuk bersama rombongan remaja-pemuda yang berjumlah sekitar 20 orang. Tiket masuk cukup murah, kami berlima hanya ditarik uang sebanyak Rp. 20.000 (Rp. 4.000/orang). Suasana umbul sudah cukup ramai, baik di kolam anak-anak dan terutama di kolam utama yang berukuran cukup besar.

Saya paling penasaran sama kolam utama, karena menurut cerita atau gambar hasil Googling, kita bisa berenang ditemani ikan-ikan beraneka ukuran, bentuk, dan warna. BENAR SEKALI!!! Nggak butuh waktu lama atau usaha ekstra untuk bisa melihat bahwa kolam utama Umbul Ponggok dipenuhi ratusan (atau malah ribuan) ikan. Beningnya air kolam membuat kita bisa melihat ikan-ikan berseliweran. Tentu saja kalau mau lihat lebih jelas, bisa sambil menenggelamkan kepala di bawah permukaan air. 

Setelah melakukan pemanasan ala kadarnya ... tanpa penyesuaian suhu tubuh dengan membasahi tubuh dengan air (anjuran dari para pelatih renang maupun guru olahraga saya dulu) ...saya pun langsung nyebur. Alhasil ... brrrrrr.... brrrrr.... saya pun kedinginan dan sempat mengalami sedikit kram pada bagian kaki...


Setelah beristirahat sejenak dan menghela napas, kembali saya nyemplung dan menikmati asyiknya, dinginnya, dan serunya berenang di Umbul Ponggok sampai sekitar pukul 11.30 kami selesai. Tarif sewa untuk kamar ganti cukup murah (cuma Rp. 1.000), kalo sekalian toilet buat bersih-bersih dan bilas Rp. 2.000. Ada banyak penjual juga di sekeliling kolam, mulai dari gorengan, tahu bakso, mie instan, dll jadi urusan perut pasti aman. Kebetulan kami bawa bekal sendiri, jadi nggak perlu jajan. Hehe...

Tepat jam 12.00 kami meninggalkan TKP dan pulang ke rumah yang berjarak sekitar 10-15 menit bersepeda motor ... b
erikut oleh-oleh yang bisa saya bagikan:


Berpose bersama di depan tulisan UMBUL PONGGOK

Penampakan UP dari atas (ada "dermaga"-nya lho...!)



Bisa nyewa alat buat snorkling juga ...!
Bersiap sebelum melihat pemandangan under water
Mejeng bareng istri, Ariel, Deby (Ezra tukang potonya)

Nampang dulu ... airnya segeeerrrr...!!!
Capek ... berbaring dulu ...Ezra ma Deby ga punya capek
Lha ini mas Ezra-nya ...
Naaah ... buat yang masih penasaran, bisa Googling dan lihat gambar-gambar yang terkait sama Umbul Ponggok...maaf ga bisa upload foto-foto bawah air karena kami nggak bawa uang cukup untuk sewa kamera bawah air (sewanya Rp.100.000), sementara kamera HP kami juga bisanya nyemplung dalam air, tapi trus nanti matek...wkwkwkw... Oya, HTM-nya cukup. Rp. 3.000 (hari biasa) dan Rp. 4.000 (Sabtu, Minggu, hari libur, or tanggal merah). Parkir motor cukup Rp. 2.000. Parkir mobil, bus, atau truk ora ngerti karena kemarin pakai motor ^.^

Have enjoyed...! Buat yang pengen diantarkan ke Umbul Ponggok, boleh ajaaa asal waktunya pas (karena dekat rumah saya). Ongkosnya nggak mahal .. cukup bayarin saya berenang! Hahaha.... 

Salam segerrr...!!!



Sunday, May 25, 2014

Hai Istriku ...

Hai istriku ... udah maem belum? Kalau udah, apa lauknya...?
Papa tadi maem pake sop plus tahu-tempe ...

BBM singkat ini baru saja saya kirim buat istri saya tercinta.
Belum dibalas ... mungkin baru sibuk di sekolahan (istri saya guru di sebuah sekolah swasta)
Tidak masalah ... nanti juga pasti dibalas karena status BBM sudah delivered.

Bagi kami, saling berkirim SMS untuk sekadar bertanya alias say hello, bertanya menu makan siang, atau jika ada kabar gembira (misalnya tiba-tiba ada yang kirim uang atau dapat arisan .... ) tak jarang kami juga saling memberi info...

"Penting nggak sih BBM-an kayak gitu? Isinya juga sepele ..., " mungkin ada yang bertanya begitu.
Saya tidak tahu berapa banyak yang setuju atau sependapat dengan pernyataan di atas atau dengan pernyataan saya setelah ini.

Bagi saya (dan bagi kami) hal seperti ini sangat penting, setidaknya untuk tiga alasan:

*Menjalin komunikasi
*Berbagi informasi
*Memberi semangat dalam bekerja

Tentu kami akan bertemu sore hari (ketika saya sudah selesai bekerja) dan tetap bisa berkomunikasi ... tetapi mari diingat kalau hal-hal yang dianggap sepele tadi, biasanya dilakukan oleh mereka yang dimabuk asmara alias baru pacaran.

Apa alasannya hal-hal sepele tetapi asyik dan terkadang juga seru tersebut tidak diteruskan setelah menikah? Bagi saya (dan kami) kebiasaan sederhana ini masih perlu diteruskan, bahkan diharuskan karena setelah menikah, kita juga masih boleh untuk pacaran kok.

Lewat komunikasi kecil, sederhana, dan singkat inilah ... tanpa sadar ikatan komunikasi di antara kami sebagai suami-istri tetap terjalin selama hampir dua tahun terakhir, atau hampir empat tahun kalau dihitung sejak kami jadian.

Jadi ... apa menu makan siang Anda hari ini? Jangan lupa menyapa istri atau suami Anda ... walaupun sekadar say hello. Bahkan kalo perlu ditambah dengan emoticons2 menarik, lucu, dan unyu2...

Selamat mencoba ^.^

Friday, May 23, 2014

4 MOMEN PALING MEMBANGGAKAN

Akun Facebook menampilkan hal yang menarik buat saya, yakni menambahkan peristiwa penting yang terjadi dalam hidup pengguna akun Facebook tersebut. Saya pun menambahkan empat peristiwa penting dengan cukup cepat, masing-masing: pengalaman pertama belajar mengendarai sepeda, penerbangan pertama, menikah, dan ciuman pertama. Bagi saya, empat peristiwa tersebut bukan hanya penting, menarik, tetapi sekaligus membanggakan.

Belajar mengendarai sepeda (1987)
Ini salah satu pengalaman seru, asyik, dan membanggakan  bagi anak berusia 5 tahun. Saya ingat persis sepeda berwarna hitam, berukuran agak kecil, tetapi cukup laju bila digowes dengan penuh semangat. Seingat saya, dalam percobaan kedua gowesan dengan sepeda tersebut, ternyata saya bisa! Praise The Lord! Nantinya, mulai dari SD sampai kuliah, sepeda menjadi salah satu “sahabat karib” yang menemani keseharian saya.

Penerbangan pertama (2006)
Penerbangan ini berkesan bukan hanya karena menjadi penerbangan saya yang pertama, melainkan karena ada “misi ilahi” yang sedang saya kerjakan. Bersama 5 orang teman, dimulai dari Yogyakarta, kami berangkat ke Surabaya, lalu berangkat dengan Lion Air menuju Balikpapan. Kemudian dari Balikpapan, perjalanan berlanjut ke Samarinda, lalu disambung ke Melak (Kutai Barat) dengan kapal sungai selama 17 jam. Seru sekali dan saya mau banget kalau boleh mengulangi 3-5 kali lagi.... maunyaaa....

Menikah (7 Juli 2012)
Bagi saya, pernikahan ini sangatlah membahagiakan sekaligus membanggakan karena saya menikah dengan WANITA YANG SAMA dengan yang saya jadikan kekasih pada awal Juni 2010. Pernikahan yang sangat berkesan karena penyertaan Tuhan begitu nyata selama masa persiapan sampai hari-H. 

Ciuman pertama (7 Juli 2012)
Ini juga membanggakan karena dalam anugerah Tuhan, saya dapat mendaratkan ciuman untuk pertama kalinya di bibir wanita yang SUDAH RESMI menjadi istri saya, di hadapan ratusan orang lagi! Momen yang terjadi pada hari pernikahan kami itu sekaligus menjadi yang pertama dan terakhir kami berciuman di depan publik, selanjutnya ... rahasia dong... mau tahu aja ... kepo nih... Hehehe...

Ini 4 momen penting, berharga, sekaligus membanggakan yang bisa saya bagikan pada kesempatan kali ini. Nantikan catatan momen-momen penting dalam hidup saya berikutnya.

Apa momen paling membahagikan dan membanggakan yang Anda kenang? Cerita dong... 


Cerita tentang buku Vita Suamimu Bukan Malaikat

Cover depan buku VSBM

Saya "kenal" penulis buku ini (bersama istrinya) ketika mendengar beberapa sesi pengajaran mengenai pernikahan yang disampaikan oleh pasangan ini. Sebuah momen yang dibuat khusus untuk pasangan bernama Moment of Unity (MoU) yang saya ikuti bersama istri pada November 2012 silam.

Sebagai karyawan di penerbit yang punya job desc mencari naskah buku rohani, langsung muncul keinginan dalam benak saya: "Kalo pasangan ini bisa nulis pengalaman berumah tangga dalam sebuah buku, keren juga ya..." Keinginan yang hanya saya pendam dalam hati. Mengungkapkan secara langsung belum berani ... karena saya juga baru "kenal" alias sekadar tahu nama dan sebagai pendengar dari pengajaran dan kesaksian hidup mereka. Saya hanya bisa berharap dan menyampaikan kepada Tuhan, yang sanggup untuk mengabulkan kalau memang Dia menghendakinya.

Salah satu kesaksian yang membekas dalam benak saya, ketika Pak Agus--demikian saya memanggilnya--bercerita mengenai contoh praktis keterbukaan yang dipraktekkan dengan sang istri adalah dengan tidak adanya password di Handphone miliknya, juga bagaimana sang istri boleh membuka 
Handphone dan membaca semua pesan di dalamnya, kapan saja ia mau, tanpa harus minta izin terlebih dahulu.

Setelah 
Moment of Unity (MoU) lewat beberapa bulan lamanya ... saya melihat Pak Agus posting cover buku yang sedang digarap, lalu meminta masukan dari teman-temannya. Segera saya menangkap peluang untuk mewujudkan keinginan yang pernah ada dalam hati saya, lalu mengutarakan maksud hati: seandainya cocok, bisa diterbitkan di tempat di mana saya bekerja.Singkat cerita ... Pak Agus mempertimbangkan, mendoakan, lalu terjadi komunikasi di antara kami ... plus pertemuan singkat dalam suasana menyenangkan di Yogyakarta ... kesepakatan pun terjadi. Naskah buku diproses, lalu jadilah buku berjudul Vita, Suamimu Bukan Malaikat dengan cover seperti gambar di atas.

Secara pribadi, saya tanpa ragu merekomendasikan buku ini untuk rekan-rekan, baik yang sudah menikah, akan menikah dalam waktu dekat, atau ingin punya kehidupan pernikahan yang baik kalau tiba giliran berumah tangga.

Kita bisa baca pengalaman selama 23 tahun dari pasangan Pak Agus dan Bu Vita, yang diceritakan secara blak-blakan, apa adanya, tanpa ada yang berusaha ditutupi atau disembunyikan. Saya pribadi sudah beberapa kali membaca buku ini dan nggak bosan karena mendapatkan "sesuatu yang baru" setiap kali membacanya.

Setiap kali melihat buku ini, ingatan akan cerita di atas seringkali membuat saya tersenyum. Betapa tidak ... keinginan atau kerinduan yang sederhana, ketika saya sampaikan kepada Sang Pencipta saya ... eh, ternyata dikabulkan!

Sooo ... kalau rekan-rekan punya sesuatu dalam hati (kerinduan atau keinginan) bahkan yang nampaknya sukar terpenuhi atau mustahil bisa terwujud .. bawa saja ke hadapan Sang Pencipta kita. Sampaikan keinginan, kerinduan, atau harapan kita dengan jujur ... Kalau DIA memang kehendaki .. tak ada yang dapat menghentikannya...


Selamat menyampaikan!

NB: Kalau ada yang berminat, saya bisa bantu proses pemesanan buku ini, langsung dari penerbit, tidak ada keuntungan se rupiah pun yang saya ambil

Wednesday, May 21, 2014

Siap Beraksi Kembali...

Setelah vakum dalam waktu yang cukup lama (sangat lama kali yee...hahaha...), saya siap beraksi kembali di blog ini, sambil terus belajar "meraba-raba" cara mengelola dengan lebih baik.

Soooo ... selamat menantikan tulisan-tulisan saya... :-D


Salam!

Rutinitas Rumah Sakit dan Insight "You'll Never Walk Alone" Mengisi Soreku yang Syahdu ...

  Ilustrrasi rumah sakit (Source: www.wphealthcarenews.com) Di tengah suasana sore yang syahdu setelah diguyur hujan deras bercampur angin y...