Thursday, March 19, 2015

HAWA ITU ISTRI ADAM

Hari ini saya baca renungan yang menarik, selengkapnya seperti ada di bawah ini. Saya sangat setuju dengan pemaparan dalam renungan ini. Selamat membaca dan merenung: 

HAWA ITU ISTRI ADAM
Kemudian manusia itu bersetubuh dengan Hawa, isterinya, dan mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan Kain; maka kata perempuan itu: "Aku telah mendapat seorang anak laki-laki dengan pertolongan TUHAN." (Kejadian 4:1)

Salah satu standar hidup yang kami, saya dan istri, junjung tinggi semasa mempersiapkan pernikahan adalah tidak berhubungan seksual sebelum resmi menjadi suami-istri. Saat itu kami berkomitmen untuk tidak menginap, baik di rumah saya maupun di rumahnya. Bukanlah perkara mudah, tetapi Tuhan memampukan kami melewati godaan untuk berhubungan seksual sebelum kami diberkati dalam upacara pernikahan.

Menarik sekali apabila kita mencermati nats hari ini. Manusia itu, yakni Adam, melakukan persetubuhan dengan Hawa, istrinya. Alkitab tidak menulis Hawa sebagai kekasih Adam, kenalan Adam, pacar Adam, atau perempuan yang dalam waktu dekat akan dinikahi oleh Adam. Seorang perempuan dapat disebut sebagai istri seorang laki-laki setelah keduanya menikah. Dari sinilah kita meyakini bahwa Allah menghendaki bahwa persetubuhan atau hubungan intim hanya boleh dilakukan oleh pasangan yang telah menikah. Berbeda sekali dengan pandangan dunia yang menganggap bahwa persetubuhan, bahkan kelahiran anak di luar pernikahan yang sah, adalah sesuatu yang wajar. Mirisnya, terkadang umat Tuhan juga mulai terpengaruh dan menganggap persetubuhan di luar pernikahan bukanlah suatu pelanggaran terhadap firman-Nya.

Standar Allah tidak pernah berubah. Sejak semula, Alkitab juga mencatat bahwa Allah terlebih dahulu memberkati manusia sebelum berfirman agar manusia beranak-cucu dan memenuhi bumi. Apakah kita, sebagai umat Allah dan bagian dari keluarga Kristen, masih setuju dengan kebenaran ini?—GHJ
MEREKA YANG MENGHARGAI KEBENARAN FIRMAN TUHAN
AKAN DIHARGAI OLEH TUHAN
SUMBER: http://www.renunganharian.net/2015/62-maret/1345-hawa-itu-istri-adam.html

Mengenai NAMA LABEL

Halo ...

Saya beri label untuk bagian ini "Keyakinan Saya". Mengapa bukan "Agama Saya" yang saya pilih untuk memberi nama bagian ini? Bagi saya, keyakinan dengan agama itu berbeda. Menjadi pemeluk agama tertentu bukan berarti otomatis seseorang meyakini ajaran atau panduan dari agama yang dianutnya. Namun, orang seseorang meyakini akan sesuatu hal, yang menjadikan dirinya pemeluk agama tertentu, biasanya iman dan kerohaniannya bertumbuh jauh lebih pesat.

Dalam KTP, memang tertulis bahwa saya beragama Kristen. Itu terjadi setelah saya meyakini mengenai Pribadi bernama Yesus, yang saya akui sebagai Tuhan dan Juruselamat saya secara pribadi. Oleh karena keyakinan inilah, saya disebut "Kristen" sehingga muncullah "Kristen" di KTP saya. (Btw, orang yang ber-KTP Kristen belum tentu meyakini ajaran seperti tuntunan agama yang dianutnya karena bisa saja orang terpaksa menjadi Kristen karena alasan: pernikahan, jabatan, iming-iming sembako, dll; bukan karena hal yang bersifat prinsip)

Keyakinan ini murni dan mutlak adalah urusan pribadi, bukan karena saya semata-mata karena saya dilahirkan oleh orangtua yang beragama Kristen. Sekalipun saya bersyukur terlahir di keluarga Kristen. Nah, seiring berjalannya waktu, hingga sekarang saya berusia 32 tahun, keyakinan ini semakin kuat. Tak dapat dipungkiri, hidup saya banyak dipengaruhi oleh ajaran yang tertulis dalam ALKITAB, yang saya yakini (nah, bicara keyakinan lagi), sebagai penuntun sekaligus standar kebenaran tertinggi di muka bumi ini. Dari ALKITAB pula saya mengerti, sehingga akhirnya menerima kebenaran, bahwa Yesus bukan sekadar manusia biasa, melainkan Tuhan, Juruselamat, Raja di atas segala raja, yang kelak akan datang kembali sebagai Imam Mahdi.

Nah, khusus pada bagian ini, nantinya tulisan-tulisan yang akan saya tampilkan, memang berkaitan erat dengan keyakinan saya serta pengaruh yang ALKITAB berikan kepada saya, sampai hari ini dan seterusnya. Jika Anda kurang setuju atau punya pendapat lain, tidak masalah karena saya tidak sedang memaksa siapa pun lewat tulisan-tulisan yang saya buat.

Namun, jika Anda kemudian tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai keyakinan saya ini, silakan kontak saya lewat nomor kontak maupun e-mail yang ada di sebelah kiri atas halaman blog ini. Saya akan dengan senang hati berbagi atau menceritakan kepada Anda hal-hal luar biasa mengenai pengalaman pribadi saya bersama DIA.

Selamat membaca. Tuhan memberkati ^.^



Tuesday, March 17, 2015

Mengintip Isi Buku DJSM

Selamat siang ...

Setelah sekian lama tidak posting apa pun dalam blog ini, kembali saya hadir untuk menginformasikan isi dari buku Dari Jomblo Sampe Merit yang sudah beredar pada bulan kedua, terhitung sejak 7 Februari 2015. Kami sebagai Penulis mengucapkan terima kasih atas penghargaan yang telah diberikan dengan memesan atau membeli buku ini. Kiranya buku ini terus menjadi berkat dengan pengaruh yang semakin besar seperti efek bola salju.

Berikut ini daftar isi setiap bab dari buku kami: (tersaji dalam gambar)






Yuk ... silakan masih bisa dipesan bukunya atau silakan diburu di toko2 buku kristen dan TB Gramedia terdekat. Semoga belum habis yaaa...Tuhan memberkati

Salam,


Widodo Surya P., A.Md.
No.HP: 0856-4721-9214
Email : widodo.surya.putra@gmail.com

Monday, March 9, 2015

Pengalaman Makan Penyetan

Penyetan ... sebutan ini nggak asing buat mahasiswa, terutama yang ada di Jogja. Penyetan adalah sebutan untuk menu makanan dengan komposisi: sambal, lalapan, mentimun beberapa iris, dan lauk dengan variasi mulai dari tempe, tahu, terong, ayam, atau ikan. Untuk lauk biasanya diproses dengan dua cara, yakni dengan cara digoreng atau dibakar. Sejauh ini belum pernah saya temukan lauk penyetan dengan cara direbus. Mungkin ada yang mau berkreasi dengan cara ini? Hehehe...

Cara penyajian bisa dengan ditaruh di cobek seperti contoh gambar di bawah, piring plastik, atau piring dari anyaman bambu yang dilapisi kertas minyak. Nasinya biasanya dua jenis, ada nasi putih biasa, ada pula nasi uduk yang gurih. Nah, bagi Anda yang sama sekali belum pernah lihat bentuk "penyetan" atau masih penasaran, kira-kira bentuknya seperti gambar ini: (penyetan "berisi" tempe)

Contoh penyetan dengan lauk tempe goreng
Ceritanya ... kemarin sore setelah lama nggak menikmati penyetan (kalo sekitar 2 tahunan lebih deh...) saya mengajak istri untuk menikmati penyetan. TKP di sekitar Bank Mandiri jalan Kaliurang. Kami pesan 2 nasi putih, seporsi tempe goreng,dua porsi telur goreng, seporsi terong goreng, sambal (pedesnya sedang), segelas jeruk hangat, dan segelas es teh.

Rasa penyetannya sih lumayan ... sambelnya juga nggak pedes-pedes amat, cocok sama lidah kami, rasa minumannya juga standar dengan harga segitu ... tapiiii yang bikin agak sebel adalah layanan yang aneh bin ajaib alias kurang profesional!

Setelah parkir motor, kami menghampiri penjual berniat untuk memesan. Eh, si penjual nggak melihat wajah pembeli. Sambil asyik menggoreng, si kawan itu bilang: "Nulis aja mas di kertas pesenannnya." Okelah saya coba tahan kesabaran, trus nulis pesanan, tapi lagi-lagi pas mau menyerahkan kertas pesanan, kembali dicuekin. Terpaksa saya ngasih kertas sambil berkata: "Saya taruh di sini ya, Pak." (Trus kami duduk)

Berikutnya, setelah sekitar 10-an menit menanti ... penjualnya datang trus nanya: "Tadi pesan apa ya, mas?" Sambil tepok jidat dalam hati saya pun mengulang pesanan (nggak ada perkataan maaf atau senyuman sedikit pun. Huh!) Trus kami harus nunggu lagi ... Lima menit kemudian, minuman datang, diikuti nasi dan penyetan yang kami pesan sekitar 5 menit setelahnya.

"Mas, tempenya nyusul yah" (tepok jidat lagi). Soalnya sejak pesan saya lihat ada tempe yang siap saji di sebelah penggorengan, lha kok menyusul kenapa ya? Nggak logis! Sambil makan kami pun sabar menanti ... sampai setelah hampir setengah piring nasi habis, istri saya menanyakan tempenya kok belum dikasih, eh, dijawab LUPAAA.... (tepok jidat ketiga kalinya)

Akhirnya, kami pun nggak kerasan di sana. Setelah makan kami segera membayar dan pulang! Tapi ... kekagetan kami masih berlangsung melihat gaya dari tukang parkir yang lain daripada yang lain ... kayak orang mabuk gitu deh...komplit sudah!

Sepertinya kalo perut lapar ketika berada di seputaran Jogja ... rasanya kami akan mencari tempat lain untuk bisa menikmati penyetan. Demikian sedikit cerita dari saya (kami) ...





 

Friday, March 6, 2015

Menyoal Hukuman Mati

Pagi ini dalam komsel mingguan di kantor, muncul pertanyaan yang sempat jadi bahan diskusi yang cukup seru mengenai sesuatu yang sedang HOT beberapa waktu terakhir: mengenai hukuman mati.
Bagaimana kekristenan memandang hukuman mati, misalnya pada kasus pengedar narkoba yang akan segera dieksekusi oleh pemerintah Indonesia? Bagaimana "nasib" para terdakwa yang akan segera menjemput ajal setelah didor oleh pasukan penembak? Masih adakah kesempatan untuk bertobat, bahkan jika Tuhan mengizinkan, tetap boleh masuk surga?

Begini pendapat pribadi saya...

Pertama, setiap manusia pasti akan mati ketika waktunya untuk mati memang sudah tiba. Kita bisa menyebutnya sebagai "kehendak Tuhan" karena terjadi dalam keadaan "normal". Namun, ada fakta yang tak bisa dibantah bahwa ada manusia yang meninggal karena kesalahannya sendiri. Kalo sudah begini, menurut saya bukan semata-mata kehendak Tuhan, melainkan ada faktor kesalahan dari manusia itu sendiri. Misalnya ada orang yang sengaja menabrakkan dirinya ke kereta api yang sedang melintas, tentu saja kemungkinan besar orang itu akan mati. Apakah Tuhan menghendaki orang ini mati dengan cara ditabrak kereta api? Menurut saya kok itu kesalahan orang itu sendiri ya. Kalau niatnya sudah bunuh diri, tetapi masih hidup, artinya Tuhan menghendaki orang itu masih hidup alias memberi kesempatan untuk tetap hidup.

Kedua, setiap perbuatan ada konsekuensinya atau selama ini dikenal dengan hukum TABUR-TUAI. Orang yang melakukan kejahatan akan menuai akibat dari perbuatannya itu. Repotnya, dalam kasus kejahatan, ada orang lain yang terkadang ikut terkena akibatnya. Misalnya dalam kasus narkoba, tentu bukan hanya pelaku yang harus menanggung akibat dari perbuatannya (kalau ketahuan), melainkan orang lain tentu kena akibatnya. Akibat terbesar tentu ada banyak korban jiwa akibat penyalahgunaan narkoba.

Ketiga, ada ayat yang berkata: "Karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu. Tetapi jika engkau berbuat jahat, takutlah akan dia, karena tidak percuma pemerintah menyandang pedang. Pemerintah adalah hamba Allah untuk membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat" (Roma 13:4). Ayat ini menyebut kata "pedang", bukan pentung atau peluit. Pedang adalah senjata yang bisa dipakai untuk hukuman yang berujung pada kematian. Jadi dalam titik tertentu, untuk tindak kejahatan tertentu, pemerintah berhak untuk "membalaskan" murka Allah dengan mengayunkan "pedang" sebagai bentuk hukuman atas perbuatan jahat.

Bentuk "pedang" bisa bermacam-macam dengan tujuan yang sama, misalnya senapan, alat pemancung, tiang dan tali gantungan, atau yang ekstrem bisa berupa kayu salib. Apakah pemerintah sedang "merampas" hak Tuhan untuk memutuskan nyawa seseorang? Menurut ayat di atas ... pemerintah sebenarnya sedang menjadi "perpanjangan tangan" atau menjadi alat Tuhan untuk

Jadi, kalau pemerintah mengizinkan adanya hukuman mati bagi para pengedar narkoba, sah-sah saja hal itu dilakukan karena pemerintah sedang menggunakan otoritas yang dimiliki. Dia sedang menjadi "hamba Allah" untuk kebaikan atau kepentingan masyarakat yang lebih luas (banyak). Kalau kita mau bicara mengenai menghargai kehidupan, apakah si pelaku juga sedang menghargai kehidupan para korban dan keluarga yang menderita akibat pengaruh narkoba yang mereka edarkan? Ya kan tidak harus dihukum mati atau dieksekusi? Kok tidak ada kasih ya? (Kembali ke ayat tadi ya ... saya tidak mau berdebat mengenai hal ini. Silakan cermati juga ayat-ayat mengenai "hukuman mati" yang dialami oleh orang-orang yang tercatat dalam Alkitab)

Keempat, apakah mereka masih mungkin masuk surga? Kisah penjahat yang disalibkan di sebelah Yesus menarik untuk dicermati (Lukas 23:30-43):

(40) Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: "Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama?
(41) Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah."
(42) Lalu ia berkata: "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja."
(43) Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus."

Penjahat tersebut menyadari kesalahannya, sekaligus menyadari Pribadi yang ada di sebelahnya bukanlah orang biasa. Dia "diselamatkan" bukan karena membela Yesus dengan mengatakan bahwa Yesus tidak bersalah (ay. 42), melainkan karena pengakuannya bahwa Yesus adalah Raja. Kelak kalau Yesus datang sebagai Raja, ia meminta agar Yesus mengingat dirinya (ay. 43). Inilah kunci keselamatan yang diterimanya, dalam kekekalan, setelah ia menerima hukuman salib yang membuat nyawanya melayang.

Kunci keselamatan yang juga ditawarkan pada semua orang, termasuk para narapidana yang sedang menanti eksekusi hukuman mati. Seandainya dalam masa pendampingan oleh para rohaniwan, mereka serius bertobat dari kejahatannya, lalu mengakui dan menerima Yesus sebagai Tuhan, Juruselamat, dan Raja ... hidup mereka boleh berakhir di dunia, tetapi mereka menikmati kehidupan kekal bersama Yesus. Hanya Yesus yang ditentukan Allah sebagai satu-satunya Jalan, Kebenaran, dan Hidup (Yoh. 14:6) dan TIDAK ADA NAMA LAIN yang diberikan kepada manusia, yang olehnya kita dapat diselamatkan (Kis. 4:12).

Jadi intinya ... 

Saya setuju dengan eksekusi yang ditetapkan pemerintah Indonesia sebagai konsekuensi atas perbuatan yang dilakukan oleh para pelaku. Lanjutkan! Bagi yang lain, yuk belajar hidup benar dan kalau bekerja atau berbisnis, ya carilah jenis pekerjaan, usaha, atau bisnis yang benar tanpa mencelakakan orang lain.

Sekian.  














Thursday, March 5, 2015

Serunya Naik Bus ASAP ... Eh AKAP ... ^.^

Bus AKAP Jogja-Solo (bismania.com)

Pagi ini, ada kisah menarik seputar keberangkatan saya ke kantor untuk menimba ilmu, eh, untuk menekuni pekerjaan yang Tuhan percayakan selama lebih dari 6 tahun terakhir. Bukan sekali ini saya berangkat kerja dengan menumpang bus AKAP (Antar Kota Antar Propinsi) atau yang dikenal dengan bus jurusan Solo-Jogja (Jogja-Solo). Bukan sekali ini juga saya terkaget-kaget dengan "perilaku" sopir bus yang luar biasa dan mungkin hanya ditemui di Indonesia.

Begini ceritanya...

Pagi ini karena rencana pergi ke kantor naik bus (biasanya pakai sepeda motor), saya berangkat sedikit lebih pagi. Target tercapai ... sekitar pukul 06.10 berangkat dari rumah dengan tujuan menunggu bus kota di tempat biasa: eks "terminal" Delanggu sebelum Puskesmas Delanggu

Ketika melintasi lampu merah Pasar Delanggu ... terlihat bus Sedya Utama sedang berhenti hendak mengangkut penumpang, kebanyakan cah sekolah, dan terlihat tergesa-gesa. Benar dugaan saya ... sopirnya sedang balapan dengan sopir bus Sri Mulyo yang melenggang di sebelahnya. Mereka lalu berpacu ... seperti Valentino Rossi bersaing dengan Dani Pedrosa di jalan Jogja-Solo ... bedanya mereka "bawa" bus dengan penumpang warga sipil di dalamnya. Anehnya ... arena pacu kedua bus tersebut hanya sampai sub terminal Penggung...yang berjarak sekitar 8-10 menit kalau kita memacu kendaraan dari Puskesmas Delanggu. Bus Sedya Utama berhenti untuk ngetem sambil menunggu penumpang, atau menunggu siapa saya nggak tahu ...

Kok bisa saya tahu? Bisa! Soalnya saya "menguntit" mereka sambil memacu sepeda motor supaya bisa mencegat salah satunya di daerah eks terminal Klaten. Biasanya sih saya naik di dekat Puskesmas tadi .. tapi karena dua bus itu berpacu ... rasanya waktu nggak cukup untuk saya berhenti, turun dari sepeda motor, trus ngawe-awe supaya bus berhenti dan saya bisa melompat ke dalamnya...
Puji Tuhan ... setelah berpacu dengan Sri Mulyo yang harus "terjebak" lampu merah di perempatan RSI ... saya bisa berhenti, lalu turun dan menunggu bus lewat di depan eks terminal Klaten yang sekarang menjadi masjid.

Serunya dimana?

Pertama, saya ikutan kejar-kejaran dengan dua bus itu, tapi pakai sepeda motor. Soalnya kalo nggak terkejar, akan lebih siang saya sampai di kantor. Nanti saya jadi sedih ... wkwkwkw...

Kedua, sambil memacu sepeda motor, saya beberapa kali melihat bodi bus bergoyang ke kanan-kiri nggak karuan dengan kecepatan yang luar biasa. Goyangan aduhai sekali ...! Gas pol rem pol sungguhan ...! Untung nggak ada yang keserempet atau misuh-misuh gara-gara kelakuan sopir busnya!

Ketiga, setelah berhasil naik ... kecepatan bus rupanya belum berkurang ... sedikit mual karena sarapan kurang wareg ... tapi jadi lebih "dekat sama Tuhan" karena berdoa supaya perjalanan aman dan selamat sampai tujuan (simpang Janti Jogja)

Mungkin benar komentar dari seorang teman FB saya, Pak Haris Junaidi. Beliau memberi komentar kalo bus model begitu pasti bukan AKAP, melainkan ASAP: As Soon As Possible! (Silakan yang mengenal para pejabat terkait bisa diusulkan keterangan tambahan ini bisa nempel di bodi bus!) ^.^

Bagaimana? Apakah Anda tertarik mencoba? Kunjungan ke Jogja dari arah Solo, atau sebaliknya ke Solo dari arah Jogja, belum komplit rasanya kalau belum naik bus jurusan Jogja-Solo ini. Saran saya naiklah antara pukul 05.00-06.00, khususnya yang dari arah Solo menuju Jogja. Anda akan merasakan sensasi berbeda dengan menumpang bus ASAP, eh, AKAP ini. Merk apa pun ... mau Sri Mulyo, Sedya Utama, Antar Jaya, atau Langsung Jaya ... sama serunya ...! Hahaha....

Salam bis mania! Semoga segera ada perbaikan dalam tata-kelola dan cara sopir bus dalam membawa mobil panjangnya. Atau sekalian mau dijadikan "obyek wisata" untuk naik bus berkecepatan tinggi? Monggo wae .... karepmu...! :-D

Wednesday, March 4, 2015

Perkenalkan: Delanggu!!!!

Pada bagian profil buku Dari Jomblo Sampe Merit, saya mencantumkan "Delanggu" sebagai domisili terkini saya bersama keluarga. Mungkin daerah ini tidak seterkenal Solo, sekalipun hanya berjarak tidak lebih dari 30 kilometer jika kita melaju dari Solo menuju Jogja. Delanggu juga tidak seterkenal Semarang, sekalipun hanya berjarak sekitar 2,5-3 jam jika kita mengendarai kendaraan bermotor.

Namun, jika Anda pernah mendengar nama daerah yang dikenal sebagai "gudang beras", atau jika Anda akrab dengan beras Rojolele yang berbeda dengan beras-beras dari daerah lain, sebenarnya beras jenis itu tidak dapat dipisahkan dari daerah Delanggu.

******************************************************************************

Menurut data yang dimuat di Wikipedia:

Secara Geografis, Delanggu terletak di jalan raya utama antara Yogyakarta dan Surakarta, sehingga perekonomian daerah ini bisa tumbuh dengan pesat. Secara administratif, kecamatan Delanggu memiliki 16 desa/kelurahan. 

Secara Ekonomi dan IndustriDelanggu terkenal sebagai lumbung beras Jawa Tengah dan di masa lalu pernah menjadi pusat perekonomian lokal, saat memiliki pabrik karung goni, sebelum akhirnya ditutup pada awal 1990-an karena kalah bersaing dengan karung plastik. 

Dalam hal PendidikanKota Delanggu dikenal sebagai pusat pendidikan lokal, karena terletak ditempat strategis. Sebagian siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan SMU berasal dari beberapa kecamatan sekitarnya seperti Polanharjo, Ceper, Juwiring, bahkan Sawit (Boyolali). Ada sekolah favorit, SMPN 1 Delanggu. Di periode awal 80-an sd awal 2000, sekolah ini mempunyai prestasi DANEM rata-rata tertinggi di level Klaten ataupun bahkan pernah level no-5 nasional

******************************************************************************
Sayang sekali, belum ada tempat wisata atau obyek wisata yang bisa dijadikan unggulan dari daerah ini. Ada sih namanya Umbul Ponggok, pemandian Cokro, atau pemancingan Janti, tetapi secara administratif sudah masuk kecamatan lain. Untungnya masih ada pusat perbelanjaan yang bisa menjadi sarana hiburan, terutama bagi para remaja atau keluarga yang memiliki anak masih balita, yakni di Luwes.

Omong-omong ... ada dua hal yang membuat saya merasa merdeka tinggal di daerah ini. Pertama, masih cukup banyak areal persawahan yang bisa membuat pikiran menjadi "adem", terutama bila melintasi daerah belakang rumah saya, dekat kelurahan Gatak. Kedua, masih bisa ditemukan makanan atau lauk berharga murah meriah, misalnya soto semangkuk seharga seribu rupiah, beberapa aneka lauk yang bisa ditebus seharga lima ribu rupiah, seplastik sayur matang dengan harga dua ribu rupiah, dan sebagainya.

Kondisi terkini untuk pasar ada 3 tempat. Pasar Delanggu sebagai pasar utama, yang bisa kita jumpai dengan mudah setiap kali melintasi jalan utama dari Jogja menuju Solo (atau sebaliknya), seperti terlihat dalam gambar berikut;


Pasar Delanggu - tampak depan (www.soloposfm.com)
Kemudian jika Anda berjalan tidak sampai 400 meter ke arah barat, Anda akan menjumpai pasar kedua, di sekitar lapangan Merdeka. Dulunya tempat itu bukanlah pasar resmi, melainkan pasar darurat yang dipakai selama masa pembangunan Pasar Delanggu . Namun, setelah pasar utama
selesai dibangun, beberapa pedagang tetap enggan meninggalkan lokasi darurat, sehingga terbentuklah pasar baru di daerah barat.

Pasar ketiga, tepat berada di sekitar stasiun Delanggu. Entah kapan dimulai saya kurang tahu persis, tetapi sejak saya berpindah domisili pada 1997 lalu, pasar ini sudah ada, sampai sekarang. Jadi ada 3 pasar dalam radius tidak sampai 1 kilometer dengan tingkat kepadatan pembeli yang menurut saya cukup ramai.

******************************************************************************
Di samping itu .... satu hal yang kadang menimbulkan kesedihan adalah "dimatikannya" stasiun Delanggu oleh PT KAI karena dianggap tidak menguntungkan secara bisnis. Dulunya, semasa saya SMA, setidaknya kereta api ekonomi dan prameks masih berhenti untuk menaikkan-menurunkan penumpang, tetapi sekarang semua kereta api hanya lewat. Semoga kelak stasiun ini bisa difungsikan lagi ya...

Berikut penampakan stasiunnya:


Stasiun Delanggu - tampak samping ((heritage.kereta-api.co.id)


******************************************************************************
Sekian dulu informasi mengenai kota yang menjadi domisili saya bersama keluarga. Kiranya bisa memberi pencerahan dan menambah wawasan. Kalau mau berkunjung ke sana, silakan njawil saya yah..hehehe... :-D

Monday, March 2, 2015

DJSM adalah Kita ...

Puji Tuhan ... kurang dari sebulan yang lalu, tepat seperti target semula, buku Dari Jomblo Sampe Merit sudah terbit. Saya dan rekan yang menulis buku ini meyakini bahwa buku ini terlalu berharga untuk didiamkan, apalagi dibiarkan berlalu begitu saja. Informasi mengenai buku ini, terutama 31 artikel di dalamnya, kami percaya merupakan warisan yang sangat berharga bagi generasi muda, juga para orangtua di Indonesia.... kami menulis dari hati kami, yang rindu agar generasi muda, bisa diperlengkapi sehingga nantinya mereka bisa jaga diri, jaga hidup, dan punya pernikahan yang ekselen.

Kami menyadari bahwa kami TAK MUNGKIN berjuang sendiri karena keterbatasan yang ada, tetapi kita bisa lakukan ini bersama-sama. Buku ini memang kemungkinan besar sudah ter-display di toko buku Gramedia atau toko-toko buku kristen yang bermitra dengan penerbit ANDI, tetapi kita tidak bisa bersikap pasif hanya dengan menanti kedatangan konsumen untuk membeli buku ini langsung ke toko buku. Waktunya terlalu berharga untuk buku ini hanya "diam" menanti pembeli datang. Informasinya harus disebarluaskan!

Oleh karena itu, izinkan saya meminta kepada para pembaca blog ini sebagai berikut:

Jika kamu masih muda (usia remaja-pemuda) izinkan saya menyarankan agar kamu lakukan 4 hal berikut:

1) Beli buku ini. Harga hanya Rp. 28.000 rasanya tidak terlalu mahal ya, apalagi dibanding isinya yang sangat bermanfaat bagi masa kini dan masa depan hidupmu. Saya yakin kalo minta ortu pasti boleh karena ini untuk kepentingan dan masa depanmu. 

2) Setelah beli, baca sampai habis seluruh buku ini untuk mendapatkan gambaran utuh mengenai fase hidup dari jomblo sampe merit.

3) Ceritakan kepada orang lain, bisa secara lisan, tulisan, meminta mereka mengunjungi blog ini, dan lain sebagainya, sehingga mereka akhirnya juga membeli buku ini.

3) Jangan pinjamkan buku ini. Biasanya buku kalo dipinjam entah kapan dikembalikan dan kamu juga jadi nggak bisa baca ulang buku ini kalo dirasa perlu mengulang

4) Praktekin apa yang ditulis dalam buku ini. Semua artikel sengaja dibuat dengan kondisi yang dialami anak-anak muda di Indonesia sehingga rasanya tidak sukar untuk diterapkan. Kalo hanya jadi teori atau kumpulan pengetahuan, ya jelas nggak banyak gunanya.

*******************************************************************************

Jika Anda pembina remaja-pemuda, guru agama, guru sekolah, kepala sekolah, atau fungsi lain yang berkaitan dengan pendidikan dan pendampingan remaja-pemuda, izinkan saya meminta Anda melakukan beberapa hal berikut:

1) Kabarkan info mengenai buku ini kepada para remaja-pemuda yang Anda bimbing dan minta mereka agar bisa membeli buku ini.

2) Jika kondisi keuangan dirasa tidak memungkinkan ... minta mereka beli joinan bersama 2-4 orang teman...rasanya tidak terlalu berat yah ... lalu buku bisa untuk bahan diskusi sambil memberi kesempatan untuk dibaca bergiliran antara mereka.

3) Jika ada dana untuk belanja bahan bacaan ... masukkan buku ini menjadi pilihan, tergantung jumlah remaja-pemuda yang ada. Jika cukup banyak ... beli satu eksemplar tentu saja akan kurang..

4) Jadikan buku ini sebagai bahan untuk diskusi, sharing, atau bahan obrolan. Jika dirasa perlu undang penulis untuk hadir langsung ... penulis siap 200% untuk hadir asalkan waktu memungkinkan (pas) dan jarak yang bisa terjangkau serta memungkinkan bagi penulis

5) Jika kondisi keuangan Anda memungkinkan, belikan mereka buku ini sebagai investasi untuk masa depan mereka kelak. 

*******************************************************************************

Jika Anda orangtua dengan anak remaja-pemuda atau dewasa muda tapi belum menikah ...

1)  Belikan buku ini segera (bila perlu kalau Anda mengetahui ada kerabat atau saudara yang punya anak dengan usia sebaya dengan anak Anda, belikan juga sebagai hadiah atau pemberian yang berharga bagi masa depan mereka).

2) Diskusikan isi bukunya bersama anak ... Anda bisa temukan cara-cara praktis baik bagi anak maupun Anda sebagai orangtua supaya manfaat dari buku ini bisa maksimal. 

3) Ceritakan kepada orangtua lain yang Anda kenal ... lalu ajak mereka poin 1 dan 2 seperti di atas 


*******************************************************************************

Jika Anda adalah hamba Tuhan (majelis, penatua, gembala, atau pejabat gerejawi)

1) Mintalah semua pembina remaja-pemuda membaca buku ini (jika kondisi keuangan gereja memungkinkan ... bisa investasi dengan membelikan atau meminjamkan untuk mereka.

2) Jadikan bahas diskusi atau obrolan saat ada persekutuan muda. Jika dirasa perlu, bisa undang penulis untuk sharing di gereja lokal Anda

3) Jadikan buku ini "wajib baca" bagi semua orangtua dan jemaat muda (dan sarankan mereka melakukan beberapa poin di atas sesuai dengan kategori yang telah disebutkan)

*******************************************************************************
Terakhir ... bagi Anda pengguna aktif jejaring sosial (FB, twitter, WA, LINE, Path, dll) silakan bisa bagikan informasi mengenai blog ini atau silakan berkreasi dengan menggunakan cover depan yang terpasang dalam blog ini. Silakan co-past tanpa perlu meminta izin. Hanya sudilah kiranya memberitahukan via email atau minimal TAG FB pribadi saya (Widodo Surya Putra) supaya saya mengetahuinya.

Mari berjuang bersama sebarkan kebaikan demi generasi muda di bangsa ini. Memang kami yang "dititipi proyek" oleh Tuhan untuk membuat buku ini, tetapi kami membutuhkan kerja sama dari Anda semuanya. Buku DJSM dibuat untuk kita semua ... harapan kita demi masa depan generasi muda dan bangsa ini. Terima kasih. Tuhan memberkati ^.^



Salam,



Widodo SP 
(Penulis DJSM)

Rutinitas Rumah Sakit dan Insight "You'll Never Walk Alone" Mengisi Soreku yang Syahdu ...

  Ilustrrasi rumah sakit (Source: www.wphealthcarenews.com) Di tengah suasana sore yang syahdu setelah diguyur hujan deras bercampur angin y...