Monday, September 5, 2016

Aroma "Asia Tenggara" dalam Mechanic Resurrection

Poster film Mechanic Resurrection (Sumber: Lionsgate)
Poster Mechanic Resurrection (Lionsgate)
Bagi Anda penggemar film laga Hollywood, terutama fans berat Jason Statham, jangan sampai melewatkan film terbaru Statham berjudul Mechanic Resurrection yang sedang tayang di bioskop-bioskop Indonesia. Film yang dibintangi antara lain oleh Jason Statham, Jessica Alba, Michelle Yeoh, dan Tommy Lee Jones ini merupakan sekuel dari film The Mechanic yang dirilis sekitar 5 tahun silam (2011).

Secara singkat, film ini bercerita mengenai kembalinya Arthur Bishop dari masa istirahatnya sebagai pembunuh bayaran karena ulah dari Crain, kenalan lamanya, yang berulah dengan menculik Gina, wanita yang diselamatkan oleh Bishop dari kekerasan fisik yang dilakukan oleh Frank.

Demi menyelamatkan wanita yang berhasil membuatnya jatuh hati, Bishop harus menuruti permintaan Crain untuk membunuh tiga orang, di lokasi yang berbeda, yang harus terlihat sebagai tragedi kecelakaan. Bishop yang digambarkan sebagai tokoh yang sangat jenius, akhirnya berhasil melakukan dua target awal yang diberikan oleh Crain.

Rencana Crain agak terganggu setelah Bishop menyadari bahwa dirinya sedang dimanfaatkan oleh Crain untuk menyingkirkan saingan bisnisnya. Target ketiga bernama Max Adams justru diajak kerja sama untuk menjebak Crain, sampai akhirnya musuh lawas Bishop itu terbunuh bersamaan dengan meledaknya kapal mewah yang dimilikinya.

Film Mechanic Resurrection ini dinilai "Statham banget" dengan aksi laganya. Sosok Statham yang berusia 49 tahun terlihat masih jago beraksi. Namun, bukan aksi Statham maupun jalan cerita yang menjadi fokus dari artikel ini.

Secara pribadi, saya dan istri "sepakat" bahwa sisi lain yang menjadi nilai jual dari film ini terletak pada pemandangan yang sangat memanjakan mata. Film yang mengambil lokasi antara lain di Brazil, Thailand, Bulgaria, dan Malaysia ini cukup dominan memunculkan spot-spot yang indah dari beberapa negara tersebut.

Beberapa panorama alam yang sangat memikat antara lain seperti ada pada beberapa gambar berikut: (Lihat gambar-gambar yang dimaksud pada link di bagian akhir artikel ini)

Satu pemandangan lagi yang cukup menarik adalah perairan di sekitar maximum security prison yang diperkirakan adalah daerah Jerejak Island, Penang, Malaysia. Saya sudah mencoba mencari gambarnya, yang semalam saya tonton di layar lebar, tetapi saya belum menemukannya.

Nah, di antara semuanya yang tersaji dalam film action berdurasi 98 menit itu, yang paling menarik perhatian saya adalah "aroma" Asia Tenggara yang mendapatkan porsi cukup banyak dalam film tersebut.
Ketika Arthur Bishop mencari targetnya di penjara Malaysia, beberapa dialog dengan logat Melayu jelas terdengar selama beberapa menit. Dialog Melayu tersebut terutama diucapkan oleh para sipir penjara.
Beberapa ucapan seperti "Ayo, masuk!", "Cepat, cepat!" dan beberapa kalimat terdengar sangat jelas. Jujur saya sewaktu mendengar itu, saya merasa agak terhibur karena "Bahasa Indonesia" ikut diselipkan dalam adegan ketika tokoh Bishop sedang berada di Malaysia.

Ada kemungkinan Malaysia, baik lokasi maupun bahasa setempat, dipergunakan karena kehadiran Michelle Yeoh, aktris asal Malaysia, yang juga mendapatkan peran penting dalam film tersebut. Kabarnya, animo penduduk negeri jiran tersebut juga cukup besar untuk menyaksikan Mechanic Resurrection karena negara dan penduduk mereka ikut "bermain" di dalamnya.

Ketika sampai pada adegan di Malaysia, saya pun bergumam pelan kepada istri yang berada di sebelah saya, "Sebenarnya sedikit lagi, kalau mau belok ke Indonesia bisa....semoga lain kali Indonesia dilirik karena pesona alamnya nggak kalah dengan Malaysia."

Kehadiran Malaysia yang "ikut bermain" dalam Mechanic Resurrection melengkapi keberadaan Thailand, dengan pesona pulau Koh Yao Yai, penduduk setempat, budaya, dan lagu khas Thailand yang cukup dominan muncul pada awal sampai pertengahan film.

Nampaknya para sineas Hollywood semakin menganggap penting keberadaan negara-negara di Asia Tenggara, yang memiliki cukup banyak spot bagus untuk pengambilan gambar. Nggak kalah dengan tempat-tempat di luar negeri yang sering berseliweran di berbagai film asal Amerika Serikat.

Lagipula, kehadiran penduduk lokal dengan wajah Melayu tentu akan sulit untuk ditolak karena memberikan "warna baru" dalam dunia perfilman khas Hollywood. Soal bahasa tidak perlu terlalu dipermasalahkan. Belakangan ada tren penggunaan "bahasa asing" (selain Bahasa Inggris) dalam berbagai film Hollywood yang sengaja dibiarkan seperti aslinya, dengan bantuan terjemahan dalam Bahasa Inggris supaya penonton dapat memahami maksudnya.

Omong-omong ... bagaimana dengan Indonesia? Apakah benar-benar tidak ada dalam film Mechanic Resurrection? Ternyata ada! "Indonesia" muncul ketika rencana untuk penuntasan misi dari Arthur Bishop ditunjukkan dalam sebuah peta, seperti pada gambar ini:
(Lihat gambar-gambar yang dimaksud pada link di bagian akhir artikel ini)

Porsi yang sangat kecil yah... harapan saya (dan mungkin para pecinta film Indonesia), semoga kelak dalam film-film Statham selanjutnya, produser maupun sutradara melirik Indonesia. Rasanya untuk panorama indah, beberapa pantai di Bali, Raja Ampat-Papua, daerah Gunung Kidul, juga beberapa wilayah pegunungan sangat layak untuk dinikmati oleh pecinta film di seluruh dunia lewat film-film Hollywood.  

Kalau mau diberi nilai dari skala 1-10 (10 yang terbaik), menurut saya Mechanic Resurrection layak diberi nilai 7,5. Anda setuju?

Mengakhiri artikel ini, saya mau menuliskan (mengucapkan):
Selamat menonton bagi yang belum menonton! Jangan sampai terlambat karena film ini seru sejak menit-menit awal. :-D

Artikel ini ditulis di Kompasiana dengan URL:
http://www.kompasiana.com/widodo.surya.putra/aroma-asia-tenggara-dalam-mechanic-resurrection_57c69c2cc823bd9d4584b2bd

Mengenal Lebih Dekat Cabang Olahraga Eksebisi di PON XIX Jawa Barat

Bagian ini khusus menampilkan artikel-artikel saya yang nampang di Kompasiana, terutama artikel yang berhasil menjadi Headline sejak 22 Maret 2012 (tanggal pendaftaran akun pribadi di Kompasiana). Dimulai dari artikel berjudul Mengenal Lebih Dekat Cabang Olahraga Eksebisi di PON XIX Jawa Barat
yang ditulis pada 02 September 2016. Selamat membaca!



Mengenal Lebih Dekat Cabang Olahraga Eksebisi di PON XIX Jawa Barat

Korfball | www.swka.org
Korfball (www.swka.org)
orfball | www.swka.org

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/widodo.surya.putra/mengenal-lebih-dekat-cabang-olahraga-eksebisi-di-pon-xix-jawa-barat_57c940c403b0bdc842ceb68a
 
Sekitar 15 hari lagi, tepatnya 17 September 2016, Pekan Olahraga Nasional (PON) IX akan resmi digelar. Provinsi Jawa Barat kali ini akan menjadi tuan rumah sekaligus menjadi "saksi" mengenai provinsi mana yang terbaik pada PON XIX. Pada PON XVIII dengan Riau sebagai tuan rumah, DKI Jakarta berjaya dengan meraih 110 medali emas,101 medali perak, dan 112 medali perunggu. Menguntit pada posisi kedua adalah Jawa Barat dengan raihan 99medali emas, 79 medali perak, dan 101perunggu. Sementara Jawa Timur menempat posisi ketiga setelah meraih 86medali emas, 86 medali perak, dan 84 medali perunggu.
Pada PON XIX yang akan digelar selama 12 hari tersebut, para atlet akan berjuang untuk memperebutkan 765 medali emas, 756 medali perak, dan 954 medali perunggu. Ada 44 cabang olahraga yang akan dipertandingkan, ditambah 12 cabang olahraga eksebisi. 

Apa Itu Cabang Olahraga Eksebisi?

Secara sederhana, cabang olahraga eksebisi dapat diartikan sebagai cabang olahraga yang akan dipertandingkan secara "tidak resmi", dengan tujuan utama memperkenalkan cabang olahraga tertentu agar dapat dikenal lebih luas oleh masyarakat. Cabang olahraga yang diperbolehkan mengadakan eksebisi sendiri harus diikuti oleh minimal 8 provinsi.

Menurut penjelasan yang disampaikan dalam Pembekalan Pewarta Olahraga dalam Rangka Fasilitasi Management Event Olahraga 2016 yang diselenggarakan oleh KONI Pusat di Cibubur, Jakarta (29-30/8), kedua belas cabang olahraga yang dimaksud adalah: Arung Jeram, Barongsai, Rugby, Muaythai, Basket Three x Three, Bola Tangan, Pentaque, Gateball, Woodball, Yongmoodo, Korfball, dan Soft Tennis.

Secara pribadi, enam cabang olahraga eksebisi yang pertama disebut lebih familiar daripada enam cabang olahraga lainnya. Saya pun baru mengetahui tentang enam cabang olahraga tersebut. Sebelumnya tidak pernah saya dengar, belum diajarkan teorinya sewaktu sekolah, belum pernah mencoba bermain, dan belum pernah saya tonton pertandingannya seperti: Pentaque, Gateball, Woodball, Yongmoodo, Korfball. 
Untuk olahraga Soft Tennis, kurang lebih permainan mirip seperti Tenis lapangan, tetapi dengan ukuran raket, bola, dan lapangan yang lebih kecil. Kalau olahraga yang ini saya tidak terlalu asing.

Berikut informasi singkat tentang lima jenis olahraga yang saya maksud:

Pentaque merupakan permainan asal Perancis, yang dimainkan dengan cara menggelindingkan bola-bola yang terbuat dari besi sedekat mungkin dengan bola yang terbuat dari kayu. Federasi Olahraga Petanque Indonesia (FOPI) sendiri terbentuk pada 18 Maret 2011 dan sempat dipertandingkan pada ajang SEA GAMES XXVI 2011 di Jakabaring, Sumatera Selatan, Indonesia (November 2011).

Gateball merupakan permainan asal Jepang, yang dimainkan menggunakan tongkat untuk memukul bola. Pertama kali masuk ke Indonesia pada 1995 di Bali, disertai tercatatnya Indonesia sebagai federasi olahraga Gateball ke-14.

Woodball merupakan permainan asal Taiwan, yang dimainkan dengan cara memukul bola menggunakan tongkat seperti palu bergagang panjang. Permainan ini masuk ke Indonesia secara resmi setelah dibentuknya Indonesian Woodball Association (IWbA) pada 1 Oktober 2006

Yongmoodo merupakan gabungan beberapa jenis olahraga beladiri jarak dekat, yang sudah dikenal di kalangan prajurit TNI Angkatan Darat (AD) Indonesia. Olahraga asal Korea Selatan ini merupakan gabungan dari beladiri Judo, Taekwondo, Apkido, Ssirum, dan Hon Sin Sul.Yongmoodo masuk ke Indonesia sejak 2008, dan mulai diperkenalkan ke masyarakat 4 tahun kemudian setelah terbentuk Federasi Yongmoodo Indonesia (FYI).

Korfball merupakan permainan asal Amsterdam, Belanda, yang dimainkan dengan cara memantulkan, mengoper bola, lalu memasukkan ke dalam keranjang. Sekilas mirip permainan bola basket, tetapi dimainkan dengan peraturan yang berbeda, ukuran bola lebih kecil, dan sasaran tembak (memasukkan bola) tanpa menggunakan papan pantul seperti olahraga bola basket.

Terkhusus untuk cabang bola basket Three X Three (sering ditulis juga dengan 3x3 atau 3-On-3), rasanya tak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Bagi para pecinta bola basket, berbagai kompetisi 3-On-3 sudah sering diadakan, dengan mengambil tempat mulai di lapangan sekolah, lapangan parkir, sampai di mall.
Coach Danny Kosasih selaku Ketua PERBASI (Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia) pun sudah memasang pengumuman mengenai 3-On-3, yang bukan hanya akan dijadikan eksebisi pada PON XIX Jawa Barat, melainkan akan masuk dalam pertandingan resmi pada PON XX yang akan berlangsung di Papua. Untuk PON XIX Jawa Barat, eksebisi 3-On-3 akan memperebutkan 3 emas untuk kategori putra, putri dan mix three-point shout-out contest.

Bagaimana dengan lima olahraga lainnya? Saya rasa untuk olahraga Arung Jeram, Barongsay, Rugby, Muaythai, dan Bola Tangan tidak terlalu asing atau aneh bagi masyarakat di Indonesia. Tampilnya dua belas cabang olahraga eksebisi tersebut tentu akan semakin menyemarakkan dunia olahraga di Tanah Air.

Jumlahnya sangat lumayan jika dapat dikenal semakin luas, karena bukan hanya bisa dipakai untuk "menghabiskan waktu", melainkan bisa untuk ditekuni, sambil berharap suatu saat dapat dipertandingkan di tingkat yang lebih tinggi, seperti SEA GAMES, ASIAN GAMES, bahkan Olimpiade.

Provinsi manakah yang kira-kira akan berjaya pada PON XIX Jawa Barat? Kalau saya masih menjagokan DKI Jakarta, dengan pesaing utama Jawa Timur, yang pernah berjaya pada PON XVII di Kalimantan Timur. Sebagai tuan rumah, Jawa Barat juga diperkirakan akan menjadi penantang serius bagi DKI Jakarta untuk menjadi provinsi yang terbaik. Mumpung digelar di "rumah sendiri", akan mendongkrak motivasi para atlet Jawa Barat untuk menjadi yang terbaik.

Omong-omong, di antara 12 cabang olahraga eksebisi tadi, berapa cabang olahraga yang sudah pernah mencobanya atau setidaknya Anda kenal lewat membaca atau menonton permainan/pertandingan?
Semoga jumlahnya lebih dari 6 ya. Salam olahraga dan sukses untuk pagelaran PON XIX Jawa Barat!

Bravo olahraga Indonesia! 
Sekitar 15 hari lagi, tepatnya 17 September 2016, Pekan Olahraga Nasional (PON) IX akan resmi digelar. Provinsi Jawa Barat kali ini akan menjadi tuan rumah sekaligus menjadi "saksi" mengenai provinsi mana yang terbaik pada PON XIX. Pada PON XVIII dengan Riau sebagai tuan rumah, DKI Jakarta berjaya dengan meraih 110 medali emas,101 medali perak, dan 112 medali perunggu. Menguntit pada posisi kedua adalah Jawa Barat dengan raihan 99medali emas, 79 medali perak, dan 101perunggu. Sementara Jawa Timur menempat posisi ketiga setelah meraih 86medali emas, 86 medali perak, dan 84 medali perunggu. Pada PON XIX yang akan digelar selama 12 hari tersebut, para atlet akan berjuang untuk memperebutkan 765 medali emas, 756 medali perak, dan 954 medali perunggu. Ada 44 cabang olahraga yang akan dipertandingkan, ditambah 12 cabang olahraga eksebisi. Apa Itu Cabang Olahraga Eksebisi? Secara sederhana, cabang olahraga eksebisi dapat diartikan sebagai cabang olahraga yang akan dipertandingkan secara "tidak resmi", dengan tujuan utama memperkenalkan cabang olahraga tertentu agar dapat dikenal lebih luas oleh masyarakat. Cabang olahraga yang diperbolehkan mengadakan eksebisi sendiri harus diikuti oleh minimal 8 provinsi. Menurut penjelasan yang disampaikan dalam Pembekalan Pewarta Olahraga dalam Rangka Fasilitasi Management Event Olahraga 2016 yang diselenggarakan oleh KONI Pusat di Cibubur, Jakarta (29-30/8), kedua belas cabang olahraga yang dimaksud adalah: Arung Jeram, Barongsai, Rugby, Muaythai, Basket Three x Three, Bola Tangan, Pentaque, Gateball, Woodball, Yongmoodo, Korfball, dan Soft Tennis. Secara pribadi, enam cabang olahraga eksebisi yang pertama disebut lebih familiar daripada enam cabang olahraga lainnya. Saya pun baru mengetahui tentang enam cabang olahraga tersebut. Sebelumnya tidak pernah saya dengar, belum diajarkan teorinya sewaktu sekolah, belum pernah mencoba bermain, dan belum pernah saya tonton pertandingannya seperti: Pentaque, Gateball, Woodball, Yongmoodo, Korfball. Untuk olahraga Soft Tennis, kurang lebih permainan mirip seperti Tenis lapangan, tetapi dengan ukuran raket, bola, dan lapangan yang lebih kecil. Kalau olahraga yang ini saya tidak terlalu asing. Berikut informasi singkat tentang lima jenis olahraga yang saya maksud: Pentaque merupakan permainan asal Perancis, yang dimainkan dengan cara menggelindingkan bola-bola yang terbuat dari besi sedekat mungkin dengan bola yang terbuat dari kayu. Federasi Olahraga Petanque Indonesia (FOPI) sendiri terbentuk pada 18 Maret 2011 dan sempat dipertandingkan pada ajang SEA GAMES XXVI 2011 di Jakabaring, Sumatera Selatan, Indonesia (November 2011).

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/widodo.surya.putra/mengenal-lebih-dekat-cabang-olahraga-eksebisi-di-pon-xix-jawa-barat_57c940c403b0bdc842ceb68a

Link Kompasiana:
http://www.kompasiana.com/widodo.surya.putra/mengenal-lebih-dekat-cabang-olahraga-eksebisi-di-pon-xix-jawa-barat_57c940c403b0bdc842ceb68a
Mengenal Lebih Dekat Cabang Olahraga Eksebisi di PON XIX Jawa Barat

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/widodo.surya.putra/mengenal-lebih-dekat-cabang-olahraga-eksebisi-di-pon-xix-jawa-barat_57c940c403b0bdc842ceb68a
Mengenal Lebih Dekat Cabang Olahraga Eksebisi di PON XIX Jawa Barat

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/widodo.surya.putra/mengenal-lebih-dekat-cabang-olahraga-eksebisi-di-pon-xix-jawa-barat_57c940c403b0bdc842ceb68a

Rutinitas Rumah Sakit dan Insight "You'll Never Walk Alone" Mengisi Soreku yang Syahdu ...

  Ilustrrasi rumah sakit (Source: www.wphealthcarenews.com) Di tengah suasana sore yang syahdu setelah diguyur hujan deras bercampur angin y...