Showing posts with label Tempat Wisata. Show all posts
Showing posts with label Tempat Wisata. Show all posts

Monday, December 3, 2018

Liburan Akhir Tahun Nanti, Tak Harus Menginap di Kawasan Malioboro, Lho!

Jalan Malioboro (Bon Voyage Jogja)

Beberapa waktu lalu, seorang teman lama minta dibantu dicarikan hotel untuk rencana liburannya ke Yogyakarta. Masalahnya tanggal yang dipilih termasuk long-holiday alias high-season, sedangkan ia meminta dicarikan hotel di kawasan Malioboro. Hasilnya, bisa diduga bahwa saya kesulitan mencarikan hotel sesuai kriteria yang diinginkan oleh teman saya.

Sempat saya menawarkan untuk mencari hotel dengan lokasi agak jauh sedikit dari kawasan Malioboro, sedangkan untuk travelling ke tempat-tempat wisata dapat dilakukan menggunakan taksi online atau menyewa sepeda motor. Sayang, mungkin karena teman saya dan keluarganya masih berpikiran agak konservatif, tawaran saya tidak ditolak mentah-mentah. Ia lebih memilih mencari menggeser tanggal liburannya dengan tetap mencari penginapan di kawasan Malioboro. Keputusan yang tepat!

Namun, bicara soal liburan ... apalagi menjelang libur Natal dan Tahun Baru nanti (liburan sekolah juga kan!) sepertinya masa liburan panjang ini tetap dijadikan pilihan, sekalian berkumpul dan merayakan bersama keluarga. Yogyakarta pun menjadi salah satu destinasi, dengan kawasan Malioboro menjadi salah satu lokasi favorit untuk menginap!

Nah, membahas soal memilih tempat menginap sembari berlibur, sebagian besar orang masih memilih penginapan di sekitar lokasi wisata. Kawasan Malioboro (sekali lagi) masih menjadi destinasi idaman bagi para wisatawan lokal yang ingin ke Yogyakarta. Faktor historis, viralnya Maliboro, wisata kuliner dan belanjanya, juga lokasi yang berdekatan dengan Stasiun Tugu menjadi beberapa alasan utama wisatawan masih memilih Malioboro. 

Alasan lainnya ... menginap di kawasan Malioboro membuat wisatawan tak perlu berjalan jauh, bisa mondar-mandir berkali-kali, atau kalau habis wisata belanja biar bisa segera sampai ke penginapan!

Namun, pilihan tersebut ada konsekuensinya. Pelancong atau wisatawan harus siap merogoh kocek lebih dalam, juga harus secepat mungkin mengamankan pesanan kamar hotel supaya tidak keduluan orang lain! 

Konsekuensi lainnya adalah wisatawan perlu bersiap dengan hiruk-pikuk atau keriuhan massa yang mungkin sedikit mengusik ketenangan. Bagi yang mendambakan liburan dengan tenang, tentu hal ini dapat mengganggu kenyamanan.

Nah, berhubung sebentar lagi kita akan memasuki masa liburan akhir tahun, dengan potensi okupansi hotel di kawasan Malioboro yang dipastikan akan sangat tinggi, tiga langkah berikut mungkin tertarik untuk Anda coba pada liburan akhir tahun ini, khususnya bagi Anda yang ingin menghabiskan liburan Natal dan akhir tahun di Yogyakarta.

Pertama, tentukan tujuan dari liburan Anda. Hal ini akan menentukan tipe penginapan seperti apa yang akan Anda pilih, berapa budget untuk penginapan, dan tentunya itinerary dari liburan Anda kali ini. Yogyakarta dan sekitarnya memiliki beragam pilihan tempat wisata, tak hanya kawasan Malioboro, pantai Parangtritis, atau Candi Prambanan.

Kedua, carilah penginapan di luar kawasan wisata. Jika rencana liburan Anda tak hanya melulu soal makan, belanja, dan bermalas-malasan di hotel, memilih untuk mencari penginapan yang sedikit jauh dari lokasi wisata dapat menjadi pilihan yang tepat. Biasanya harga juga relatif lebih murah, sehingga dana bisa dialokasikan untuk keperluan lainnya. 

Apalagi jika Anda hanya ingin menjadikan penginapan sebagai tempat untuk beristirahat setelah puas berkunjung ke berbagai tempat wisata, maka penginapan dengan budget miring bisa Anda pilih. Tawaran penginapan “murah-meriah” ala Airy Room atau Reddoorz mungkin dapat Anda coba.

Kenapa hotel murah meriah bisa jadi pilihan? Tentu saja selain alasan harga, juga fungsinya. Bukankah penginapan hanya difungsikan sebagai tempat beristirahat, lalu sebagian besar waktu Anda habiskan untuk beraktivitas di luar penginapan? Cobalah!

Ketiga, manfaatkan jasa sewa kendaraan bermotor. Jika Anda masih single, sudah menikah tapi belum memiliki anak, atau memiliki anak yang masih kecil, manfaatkanlah jasa persewaan sepeda motor yang tersebar di berbagai lokasi di Yogyakarta. Hanya dengan budget tak sampai 100 ribu rupiah per hari, Anda bebas menggunakan sepeda motor untuk berpetualang ke manapun. Lebih irit, fleksibel, dan memungkinkan Anda lebih hafal jalan-jalan di daerah Yogyakarta.

Bagaimana kalau tersesat? Tak perlu takut tersesat karena selain Anda dapat memanfaatkan berbagai rambu petunjuk ke lokasi wisata, Anda bisa menggunakan jasa peta digital yang ada di gadget Anda, atau jika sampai terdesak, keramahan masyarakat Yogyakarta masih dapat diandalkan untuk menolong mengarahkan wisatawan ke tempat yang hendak dituju.

Nah, itu tadi sedikit tips yang dapat saya bagikan. Semoga bermanfaat dan selamat merencanakan liburan ke Yogyakarta pada liburan sekolah, Natal, dan Tahun Baru 2018 ini ya!

****
Tulisan ini tak hendak menyudutkan penginapan di kawasan Malioboro, tetapi hanya memberi alternatif pilihan kepada pembaca blog ini. Semoga bermanfaat!
****


Friday, January 8, 2016

Aktivitas Akhir Tahun Kami (4) -Air Terjun Jumog- SELESAI

Menyambung cerita selanjutnya ...setelah urusan kampung tengah selesai, foto-foto bukan pre-wedding di sungai penuh bebatuan, dan sempat ngorok selama 15 menit-an, perjalanan kami lanjutkan ... 
Air Terjun Jumog menjadi destinasi akhir kami dalam rangka mbolang akhir tahun. Destinasi yang murah meriah tanpa mengurangi keasyikan dalam berwisata. Kenapa murah meriah? Jelas lah! Bayangin aja ... akhir tahun (sisa liburan Natal masih berasa), wisata berdua ... kami cuma keluar uang d-e-l-a-p-a-n r-i-b-u r-u-p-i-a-h sodara-sodara setanah air!

Kok bisa cuman segitu? Bisa aja dong!

Rinciannya seperti ini:
* Tiket masuk wisata @ Rp. 3.000 (dikali 2 orang) jadinya Rp. 6.000
* Parkir Rp. 2.000 (tarif normal ... nggak kayak di Telaga Sarangan ...)
* Lain-lain : NOL rupiah!

Lho ... lain-lain kok cuman nol rupiah? Nggak jajan? Nggak makan, nggak minum, nggak nyate kelinci? NGGAAAAK!!!

Alasannya:
* Kami sudah kenyang banget (barusan makan-minum)
* Kami nggak haus ... pengennya sih minum langsung dari air terjunnya :-D
* Kami di sana cuma sebentar, sekitar 30-45 menit...

Eh, nggak juga ding ... sempat tergoda untuk beli sate kelinci karena tergoda makanan khas Tawangmangu itu ... sudah pesan, tapi niat kami pesan 1 porsi ditolak sama penjualnya. Katanya kalau pesan harus 2 porsi alias masing-masing orang 1 porsi (yaelah bu penjual ... kami bukannya mau irit atau nggak punya duit ... tapi memang masih kenyang, jadi ngapain pesan 2 porsi?)

Penolakan dari si penjual tidak mengurangi sukacita dan kebahagiaan kami. Tak lama kami pun sudah terhibur dengan ulah anak-anak yang asyik bermain prosotan di kolam renang anak dengan ukuran prosotan yang cukup lebar 

Oya, selain air terjun yang cukup deras dengan air yang cukup dingin, Anda juga bisa mengajak anak-anak untuk berenang di "lantai" yang sama dengan lokasi air terjun berada. Selain itu, Anda juga bisa jajan makanan kecil, air minum, sampai kudapan beraneka macam yang ada di sekitar lokasi wisata.

Namun manfaat terbesar adalah Anda bisa melatih otot kaki, kekuatan jantung dan pernapasan, plus melatih kemampuan matematika saat menaiki dan menuruni anak tangga yang katanya berjumlah 116 anak tangga. Nah, omong-omong soal anak tangga ini jumlahnya nggak jelas. Saya coba menghitung saat turun jumlahnya sekitar 108 anak tangga, trus pas naik lagi malah jadi 112 anak tangga (yang 4 kapan buatnya ya? Hahaha...). Mungkin ada anak tangga berukuran kecil yang terlewat untuk dihitung atau saya anggap gundukan biasa, jadinya jumlah anak tangga nggak genap 116 seperti yang ada di gapura ini:
Awal mula turunan 116 anak tangga

Ucapan selamat setelah anak tangga ke-116
Oya, sebelum lupa mau informasikan untuk harga tiket per akhir Desember 2015 lalu sbb:
*Hari biasa: Rp. 3.000 sekali masuk
*Minggu or weekend : Rp. 5.000 sekali masuk

Sementara untuk harga sate per porsi kalau nggak salah ingat Rp. 10.000 per porsi (sate kelinci) dan Rp. 8.000 (sate ayam). Ingat ... kalau saya nggak salah ingat lho ya ... kalau keliru silakan ditanggung sendiri ... wkwkwkw...
Untuk lokasi parkir dan pintu masuk ... sebenarnya ada dua. Wisatawan bisa masuk dari atas maupun dari bawah. Nah, bagi Anda yang ingin merasakan sensasi turun-naik 116 anak tangga tadi, sambil bercanda atau ngobrol sama istri/suami, anak, atau keluarga plus ngitungin anak tangga ... silakan masuk lewat atas (jalur utama).

Naaaah .. buat Anda yang merasa malas untuk naik-turun tangga sebanyak itu (banyakan mana sama anak tangga Grojogan Sewu?) ... Anda bisa masuk dari jalur yang satunya lagi, trus parkirlah kendaraan bermotor Anda di sana. Untuk jalur "bawah" Anda tinggal jalan beberapa meter, langsung ketemu kolam renang dan air terjun ... 
Nggak seru sih, tapi bisa dimanfaatkan juga buat yang membutuhkan, apalagi kalau Anda bermasalah dengan lutut, jantung, atau baru berantem sama pacar jangan lewat anak tangga deh ... ntar ribut trus pacarmu dijorokin ke bawah bisa luka-luka nanti ... :-p

Sebelum menutup rangkaian tulisan kali ini ... saya akan menyampaikan biaya yang kami perlukan untuk menyelesaikan rute mbolang akhir tahun yang entah kapan akan kami ulang ini:

1) BBM (isi dua kali) : Rp. 37.000
2) Parkir di Telaga Sarangan : Rp. 5.000
3) Sewa speedboat : Rp.60.000
4) Beli oleh-oleh : Rp. 30.000
5) Parkir di Warung Bu Ugie-Griya Tawang-Jumog : Rp. 6.000
6) Es jeruk nipis di Sarangan : Rp. 10.000
7) Makan siang di Griya Tawang : Rp. 53.000

Itung sendirilah totalnya berapa .. ya kira-kira 200 ribuan lebih sedikit dengan opsi yang bisa dicoret (tidak harus ditiru) pada poin 3, 4, dan 6. Kocek harus dirogoh lebih dalam kalau memang Anda hobi makan karena sepanjang perjalanan dan tempat wisata, apalagi berhawa dingin ... bawaannya lapaaarrr melulu sehingga kalau nggak menahan diri, anggaran bisa jebol dan istri Anda bisa marah-marah tuh ... hahahaha ...

Finally ...

Saya mau cerita hal penting yang menjadi bagian tak terpisahkan dari mbolang akhir tahun 2015 ini. Sejak semalam sebelumnya, pagi sebelumnya berangkat, sepanjang perjalanan, selama di lokasi wisata dan peralihan menuju lokasi wisata lainnya ... kami nggak henti-hentinya BERDOA!
Kami sih cuman minta satu hal ke Tuhan semesta alam, yang kami kenal dalam nama Yesus Kristus, yakni supaya tidak ada hujan turun sedikit pun sebelum kami menyelesaikan seluruh agenda kami.
Doa kami pun terjawab! Sempat agak mendung dan kabut turun agak tebal sih, tapi nggak ada hujan ketika kami on the way ke Telaga Sarangan maupun kembali ke Tawangmangu. Hujan pun baru turun setelah kami selesai semua dan dalam perjalanan pulang, tepatnya sekitar 5-10 menit sebelum masuk kota Karanganyar.
God is good bro n sis!

Berikut oleh-oleh fotonya dari kawasan air terjun Jumog. Maaf kalo kami nggak nampilin foto-foto di sekitar lokasi wisata, termasuk kolam renangnya karena baterai dan power bank sudah habis :







Sekian. Sampai jumpa di tulisan berikutnya ...
Daaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa .....

Aktivitas Liburan Akhir Tahun (3) -Griya Tawang Resto-

"Paa .. nanti mampir di situ ya!" kira-kira begitu permintaan istri saya ketika sepeda motor yang kami kendarai melewati Griya Tawang Resto. Permintaan yang sukar saya tolak karena saya pun merasa penasaran dengan tempat tersebut.
 
Akhirnya (melanjutkan cerita bagian ke-2) ... setelah melewati jalanan yang adem-berliku-naik-turun dengan pemandangan indahnya, kami pun mampir ke Griya Tawang Resto untuk menyelesaikan urusan "kampung tengah" seraya beristirahat. Sempat sih kami mampir ke warung sop Bu Ugie yang katanya legendaris itu, tapi ternyata menu andalannya habis ketika kami sampai di sana. Keputusan untuk pindah tempat makan yang tidak kami sesali karena nantinya kami bisa bersantai di Griya Tawang Resto.

Sedikit saya beri ancer-ancer letak tempat makan yang asyik ini. Jika Anda bergerak dari atas (dari arah Cemoro Sewu) turun menuju ke arah kota Karanganyar, setelah berkendara sekitar 10-15 menit (kalau nggak salah lho ya...) nanti di sebelah kanan Anda akan menemukan resto tersebut. Tepatnya, Griya Tawang berada diJalan Raya Tawangmangu Km. 34 Kalisamin, Desa Ngeblak, Sumokado-Karanganyar
 
Resto dengan konsep alam ini cukup menyegarkan mata, pikiran, dan juga tubuh (terutama kalau Anda nyebur sekalian ke sungai yang ada di areal resto). Oya, resto ini sebenarnya merupakan bagian dari penginapan, yang dilengkapi juga dengan fasilitas permainan outbond.Namun hari itu, kami bukan mau menginap, apalagi outbond, tapi ingin mengisi perut sambil menikmati suasana alam.

Begitu masuk daerah parkiran ... seorang bapak tua menyambut dengan begitu ramah dan mempersilakan kami masuk dan menunjukkan tempat kami dapat memesan makanan. Kami pun menyapa petugas yang ada di bagian front-office (kalau boleh pinjam istilah perhotelan), lalu bergegas menuju ke salah satu gubug yang terletak agak di bagian atas.

Sayup-sayup kami mendengar gemericik air, yang membuat kami tak sabar ingin segera mencelupkan kaki (dan berfoto!) sambil menantikan makanan disajikan. Setelah membolak-balik daftar menu, kami pun memutuskan untuk memesan nasi goreng, coklat panas, teh tarik panas, dan paket mendoan (yang akhirnya harus diganti bakwan karena mendoan habis) ...
 
Harganya? Relatif murah sih untuk tempat yang asyik kayak gitu. Untuk nasi goreng dibanderol 15 ribuan, minuman 5 ribuan, dan gorengan 8 ribuan (kalau nggak salah isinya 5 potong) MASIH DITAMBAH pajak sebesar 10% yang ditanggung oleh konsumen.
Sambil menunggu makanan-minuman disajikan .. kami segera beraksi dan menguasai areal sekitar sungai yang dipenuhi banyak batu besar dengan gemericik air yang menyegarkan pikiran.

Puas berfoto, kami pun menyantap hidangan "ala desa" yang kami pesan. Selesai makan ... karena masih terasa capek, ditambah angin semilir yang bertiup membuat mata saya mengantuk. Saya pun menyempatkan diri untuk tidur siang selama beberapa menit untuk mengembalikan kondisi tubuh.
Bukannya apa-apa ... setelah ini masih ada 1 lokasi yang harus kami tuju ... dilanjutkan pulang ke rumah dengan jarak sekitar 1-1,5 jam mengendarai motor.
 
Sambil masih terkantuk-kantuk ... mata saya segera melek begitu tahu nominal yang harus dibayarkan...nggak begitu mahal sih, cuman bisa bikin mata melek aja...hahaha...
After that ... setelah membayar parkir ... kami langsung capcus meluncur ke lokasi wisata selanjutnya yang terletak di daerah Tawangmangu juga ... yaitu ... air terjun Jumog ...!!!
 
Nantikan ceritanya di tulisan selanjutnya ...silakan menikmati dulu kompilasi foto-foto jepretan kamera dari ponsel Andromax C2 New (uuppss...nyebut merk .. dibayar berapa ... hahaha...)










Monday, January 4, 2016

Aktivitas Akhir Tahun Kami (2) -Telaga Sarangan-

Seperti saya janjikan pada postingan sebelumnya, kali ini saya akan berbagi mengenai aktivitas akhir tahun kami, tepatnya ketika kami mbolang ke daerah Magetan via Tawangmangu. Mbolang adalah istilah yang kami pakai terinspirasi dari acara Bocah Petualang (Bolang), sehingga kurang lebih arti dari mbolang nggak jauh dari berpetualang atau istilah sekarang touring.

Rencana ini kami susun begitu mendadak ... bahkan nggak sampai 1x24 jam sehingga kami nggak harus lapor Polsek setempat karena nggak ada yang hilang..hehehe...Tapi beneran, untuk mbolang akhir tahun ini kami begitu cepat membuat rencana dan keputusan untuk capcus meluncur ke TKP. Tak lupa kami berdoa supaya hujan tidak turun seharian (kalo boleh) atau paling nggak setelah kami selesaikan semua tujuan perjalanan mbolang kami.

Tepat pukul 07.35 kami berangkat dengan Supra X 125 cc dari rumah kami di daerah Delanggu City, kota kecamatan yang masih termasuk daerah administratif kab. Klaten. Rute yang kami rencanakan untuk dilewati bukanlah jalur utama --seperti jalur Kartasura-Solo-Palur-Karanganyar--tetapi rute: Delanggu -> Pakis (kanan) -> Solo Baru -> Bekonang -> Karanganyar - Tawangmangu -> Cemoro Sewu -> Telaga Sarangan.

Kami senang sekali karena rute ini terbilang cukup lancar, nggak banyak traffic light, pemandangan hijau menyegarkan mata, dan tentu saja relatif lebih cepat daripada jalur utama. Kami juga punya konsep "jalan santai" karena memang nggak terlalu memburu waktu, apalagi memburu uang. Jadi setiap ada spot yang menurut kami bagus .. kami akan berhenti dan tentu saja ... foto-foto!
Setelah sekitar 1 jam lebih menyusuri rute Delanggu-Pakis-Solo Baru sampai ke daerah wisata Tawangmangu, spot pertama kali untuk berhenti adalah titik awal memasuki jalur Cemoro Sewu menuju Magetan. Orang bilang daerah ini cukup seru dengan tanjakan yang menantang, tapi udaranya segar.
Tanpa ragu kami pun melewati daerah tersebut dan berhenti karena melihat ada pemandangan bagus sekalian beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan. Nih gambarnya:

 

 

 

 



Lanjut! 
Tak lama kemudian, sayang sekali saya lupa mencatat berapa kira-kira jaraknya berapa km, kami meluncur ke menuju Sarangan dengan menikmati segarnya udara. Kabut kadang-kadang turun dengan begitu cepat sehingga semakin menambah dingin udara yang semakin membuat perjalanan kami menyenangkan.
Kami pun berhenti lagi begitu memasuki wilayah Magetan. Rekor kami pun tercipta karena untuk pertama kalinya kami mengendarai sepeda motor memasuki daerah Jawa Timur! Nih gambarnya:


Sebelum lupa ... saya mau menuliskan mengenai keheranan kami sejak memasuki daerah wisata Tawangmangu. Ada cukup banyak orang berdiri atau duduk di pinggir jalan sambil melambaikan tangan dan "mengajak mampir". Semula kami kurang ngeh mengenai ajakan itu, tapi belakangan kami baru nyadar kalau mereka menawarkan penginapan.

Katanya cukup banyak juga lho penginapan yang melayani sewa kamar short time alias nggak harus nginap, bisa 1-2 jam saja dengan biaya yang relatif murah. Katanya juga lho ... tawaran ini cukup menggiurkan dan biasa dimanfaatkan oleh anak muda yang sedang dimabuk asmara tapi kurang bisa mengendalikan diri untuk ngamar bersama kekasihnya sebelum sah menjadi suami-istri... (nah lo!)

Hmmm ... kayaknya orang muda kayak gini perlu baca buku DJSM nih :-p 
Sayang sekali kami nggak ada waktu untuk nginap sekadar untuk melepas lelah dan membasuh badan karena kami menargetkan harus kembali ke Tawangmangu maksimal pukul 1 siang... jadi lambaian tangan mereka kami sambut dengan senyuman dan cekikikan karena kami bahas tingkah mereka dengan sudut pandang yang lain. Gimana tuh maksudnya? Ada deh ...yang jelas bisa bikin kami tertawa senang :-D

Nah di samping senang melihat pemandangan hijau yang menyegarkan mata dan pikiran .. kami juga was-was sepanjang melintasi jalur Cemoro Sewu menuju Telaga Sarangan. Kami melewati jalan dengan keadaan kanan-kiri ada tebing berpasir, berbatu-batu, dan deretan pohon yang (katanya) sewaktu-waktu dapat longsong dan tumbang ke arah jalan raya!

Beberapa peringatan memang terpasang di sepajang jalan agar para pengendara berhati-hati dan memastikan keadaan aman sebelum melintas. Sooo ... sambil menikmati keindahan alam .. mata kami juga tak lepas dari kewaspadaan jika sewaktu-waktu ada peristiwa tak terduga karena sesekali kami juga lihat ada pohon sudah menggantung di bibir tebing, bahkan ada yang sudah bersandar ke "temannya" yang menandakan kalau pohon itu sudah nggak sehat dan siap tiduran di jalan kapan saja...

BERDOA adalah jalan terbaik supaya tidak hujan dan tidak ada tanah, batu, atau pohon yang berulah sepanjang kami melintas jalanan tersebut (kami juga berharap seterusnya aman karena ada banyak pengendara melintas di jalan tersebut...

Catatan khusus dari saya:

Sebelum melintas jalan ini, ada baiknya Anda memastikan sepeda motor dalam kondisi bugar, terutama bagian rem dan rantai (buat yang non-matic), trus buat motor matic perlu perhatikan timing yang tepat kapan nge-gas kapan nge-rem karena tanjakan cukup panjang dengan durasi agak lama. Kondisi juga perlu FIT dan kalau ngantuk sebaiknya minggir dulu buat menyegarkan mata dan badan. Konsentrasi dan kewaspadaan diperlukan karena meleng atau lengah sedikit bisa berakibat fatal.

NAH ... setelah melewati jalan yang berliku-liku, mendaki gunung lewati lembah ... tibalah kami di kawasan wisata Telaga Sarangan. Selain lambaian dari para "calo penginapan" kami pun disambut dengan jalan menurun yang cukup tajam sehingga membuat tangan dan kaki agak pegel memainkan rem dan gas.

Tanpa babibu..haheho..hahahihi lagi ... kami segera masuk ke lokasi (bukan slulup di telaga lho ya...) lalu mbayar retribusi Rp. 20.000 dan memarkir sepeda motor. Sekitar pk. 10.30 kami tiba di TKP dan kami bergegas masuk menuju telaga yang terkenal itu.

WUIH...!!! RAMENYA REK!!!

Begitu kesan pertama yang muncul dalam hati saya. Ya eyalah .. namanya tempat wisata bekan, apalagi masa liburan ya, pasti rame lah..! Hehehe.. Kami pun berkeliling sejenak sebelum tergoda mencoba naik speedboat setelah melihat banyak speedboat berseliweran melintasi telaga.

Tanpa banyak nawar (meskipun setelah dipikir terasa mahal juga!!!) kami segera DEAL dengan tukang speedboatnya untuk sekali putar seharga 60.000 rupiah!!! Kami bergegas naik, sambil berpesan: "Pak, jangan ngebut-ngebut ya!" karena selain ngeri kalo sampai meliuk-liuk gitu, eman-eman juga kalau bayar segitu cuma sebentar. Nggak takut banget sih, tapi gimana juga kalo kami nggak pakai rompi (pelampung), kalo kecebur kan bisa gawat!

Setelah kurang dari 15 menit berkeliling, sambil mengambil foto di depan tulisan TELAGA SARANGAN biar sah fotonya, kami menepi dan melanjutkan mencari spot foto yang pas. Selanjutnya, sambil berjalan menuju parkiran kami membeli oleh-oleh dan segelas es jeruk peras untuk menyegarkan tenggorokan.

Lha kok cepet? Bingung mau ngapain lagi lama-lama di sana ... lagipula kami harus segera balik sebelum pk 12.00 karena masih ada dua tempat yang mau kami kunjungi. Bergegas kami menuju parkiran sambil mengambil beberapa rekaman kondisi sekitar telaga, dan mengambil motor ... kami pun terkejut ketika mengetahui tarif parkir ditarik 5000 rupiah dan tiket retribusi yang diberikan petugas tadi cuma senilai 10.000 rupiah (padahal tadi ditarik 20.000 rupiah!).

Segera saya mbatin : "Wah, penyakit petugas retribusi dan petugas parkir ada juga di tempat ini. Ke mana tuh sisanya yang 10.000 ... tarif parkirnya juga kemahalan!" Jujur saya masih nggak terima dengan model cari keuntungan pribadi dengan cara "memeras" orang lain kayak gini... (saya bisa nebak seandainya kemarin diminta karcis senilai uang yang dibayar, kalau nggak mukanya masam, cemberut, ya menjawab dengan nada tinggi)

Okelah forget it ulah oknum yang kebangetan itu ... kami harus segera kembali menyusuri jalan yang tadi untuk kembali ke Tawangmangu. Kami berhenti sebentar di dekat telaga untuk membeli bensin eceran (untuk jaga-jaga daripada kehabisan di tengah jalan), hampir tidak kuat menanjak karena sempat berhenti tapi akhirnya lolos juga, dan segera meluncur menuju Tawangmangu ...

Kami sempat merekam suasana perjalanan untuk menambah keseruan kami hari itu ... mumpung lewat jalan yang asyik begini dan nggak tahu kapan lagi lewat sini, jadi direkam aja deh ...



Pokoknya seru deh...!!! :-D

Sedikit catatan akhir dari saya sebelum mengakhiri catatan perjalanan ini :

1) Sebelum mbolang, pastikan sepeda motor dalam kondisi fit
2) Sebelum mbolang, pastikan pengendara dan yang dibonceng juga fit
3) Kalau ngantuk minggir sebentar, jangan dipaksakan karena bisa fatal akibatnya.
4) Selalu berhati-hati dan waspada selama berkendara
5) Sebaiknya jangan buru-buru karena ada banyak hal yang bisa dinikmati selama perjalanan, bukan hanya
    lokasi wisata
6) Jangan ragu meminta tiket (karcis) senilai dengan retribusi yang Anda bayar
7) Sebelum membeli oleh-oleh atau makanan-minuman, tanya harga di awal (kalau dirasa mahal, jangan
    paksakan membeli kecuali kepepet)
8) Berdoalah sebelum, sementara berada di jalan, dan sebelum pulang, terutama doakanlah agar cuaca baik
    (tidak hujan dan tidak mendung) supaya pemandangan bisa maksimal tertangkap mata dan tersimpan
    dalam kenangan

Berikut foto-foto yang berhasil kami ambil selama di Telaga Sarangan:











Bersambung ke tulisan berikutnya ya :-D


Friday, September 25, 2015

Hati-hati Membeli Ikan di Pantai Depok


Suasana di Pasar Ikan Segar DEPOK (rynaridot.wordpress.com)

Sekadar info saja, buat teman2 FB kalo ke pantai Depok dan ingin menikmati ikan segar, harap lebih berhati-hati lagi dalam memilih ikan.

Dua hari lalu, kami membeli ikan hiu di Pasar Ikan Segar (PIS), lalu dimasak di salah satu warung yang ada di dekat pantai. Tapiii ... harapan untuk menikmati ikan segar sirna setelah ikan dimasak, kami mencium bau yang nggak sedap (seperti pesing). Setelah coba dirasakan, semua ikan dalam nampan rasanya juga nggak enak, bisa bikin muntah kalau nggak tahan sama baunya.

Mau komplain juga takutnya malah jadi rame sama pedagang di PIS-nya. Akhirnya kami memakai jurus kuno: sing waras ngalah. Eh, ketika cerita sama yang punya warung, diberitahu kalau konsumen di sebelah juga RUGI karena cumi yang dibelinya juga dalam kondisi tidak segar. Untung cuma beli 1/2 kg, tapi tetap aja rugi karena nggak bisa dibawa pulang. Setelah selesai makan, ikan bau pesing itu kami titipkan ke warung alias kami tinggal (terserah mau diapakan).

Sebenarnya dengan melakukan ini, yang rugi bukan hanya oknum pedagang yang menjual ikan tidak segar, melainkan pedagang lain ikut terancam juga karena mereka berada dalam satu lokasi. Seperti peribahasa: karena nila setitik, rusak susu sebelanga. Masakan di warung pun tidak terlalu istimewa. Harga nasinya juga keterlaluan. Masa' cuma 1/2 porsi, ditambah lalapan sedikit sama sambal kecap dan sambal tomat ukuran kecil, harganya 20 ribu! Bumbunya juga ajaib, saus tiramnya membuat tangan panas sampai lebih dari 15 jam setelah makan.

Oalah!

Jadi mikir kalau mau pergi ke sana dan beli ikan lagi. Semoga ada perhatian dari pemerintah dan pengelola pantai, termasuk menaikkan kualitas masakan dari warung di sekitar pantai. Mahal sedikit nggak apa-apa asalkan ikan benar-benar segar dan masakan enak, sehingga wisatawan tidak kapok datang ke sana.

Ada baiknya juga untuk pembelian di Pasar Ikan Segar (PIS), penjual diwajibkan untuk memberikan nota pembayaran, supaya kalau konsumen merasa dirugikan ada bukti bahwa sudah belanja di tempat tertentu. Ada baiknya kalau ada yang membuka penitipan kucing, supaya kucing-kucing nggak mengganggu wisatawan yang menikmati hidangan di warung makan.

Oya, ada saran dari pemilik warung tempat kami makan: "Lain kali kalo datang ke sini dan mau beli ikan, ajak saya, nanti saya antarkan memilih ikan yang bagus." (Saya mbatin: ikan segar tapi masakan rasanya hambar, ya sami mawon bu!)

Sekian kicauan pagi ini. Selamat hari Sabtu...

NB:
Karena alasan pribadi, nota warung tidak saya cantumkan meskipun masih tersimpan di dompet.

Tuesday, May 27, 2014

Liburan Segeeer dan Adeeeeem di Umbul Ponggok

Bukan yang punya Umbul Ponggok ^.^

Hari libur adalah sesuatu yang menyenangkan, tepatnya merupakan kebutuhan bagi karyawan kantoran seperti saya. Oleh karena itu, adanya 8 tanggal merah menjadi hal yang sangat menggembirakan. Saya bisa beristirahat, bersih-bersih rumah, pacaran sama istri, menjamu keponakan, atau bergembira bersama isti dan keponakan sambil berenang, seperti yang kami lakukan kemarin (27 Mei).

Yap, tepat pukul 09.00 dengan mengendarai sepeda motor, kami menuju ke Umbul Ponggok, yang terletak di daerah Polanharjo, Klaten. Perjalanan tidak terlalu lama, hanya sekitar 10-15 menit dari rumah. Tidak sulit menemukan Umbul Ponggok, sekalipun kami sempat bertanya 1 kali untuk memastikan kami tidak tersesat atau melalui jalan yang keliru. 

Suasana sudah cukup ramai sekalipun masih terbilang pagi ... kami masuk bersama rombongan remaja-pemuda yang berjumlah sekitar 20 orang. Tiket masuk cukup murah, kami berlima hanya ditarik uang sebanyak Rp. 20.000 (Rp. 4.000/orang). Suasana umbul sudah cukup ramai, baik di kolam anak-anak dan terutama di kolam utama yang berukuran cukup besar.

Saya paling penasaran sama kolam utama, karena menurut cerita atau gambar hasil Googling, kita bisa berenang ditemani ikan-ikan beraneka ukuran, bentuk, dan warna. BENAR SEKALI!!! Nggak butuh waktu lama atau usaha ekstra untuk bisa melihat bahwa kolam utama Umbul Ponggok dipenuhi ratusan (atau malah ribuan) ikan. Beningnya air kolam membuat kita bisa melihat ikan-ikan berseliweran. Tentu saja kalau mau lihat lebih jelas, bisa sambil menenggelamkan kepala di bawah permukaan air. 

Setelah melakukan pemanasan ala kadarnya ... tanpa penyesuaian suhu tubuh dengan membasahi tubuh dengan air (anjuran dari para pelatih renang maupun guru olahraga saya dulu) ...saya pun langsung nyebur. Alhasil ... brrrrrr.... brrrrr.... saya pun kedinginan dan sempat mengalami sedikit kram pada bagian kaki...


Setelah beristirahat sejenak dan menghela napas, kembali saya nyemplung dan menikmati asyiknya, dinginnya, dan serunya berenang di Umbul Ponggok sampai sekitar pukul 11.30 kami selesai. Tarif sewa untuk kamar ganti cukup murah (cuma Rp. 1.000), kalo sekalian toilet buat bersih-bersih dan bilas Rp. 2.000. Ada banyak penjual juga di sekeliling kolam, mulai dari gorengan, tahu bakso, mie instan, dll jadi urusan perut pasti aman. Kebetulan kami bawa bekal sendiri, jadi nggak perlu jajan. Hehe...

Tepat jam 12.00 kami meninggalkan TKP dan pulang ke rumah yang berjarak sekitar 10-15 menit bersepeda motor ... b
erikut oleh-oleh yang bisa saya bagikan:


Berpose bersama di depan tulisan UMBUL PONGGOK

Penampakan UP dari atas (ada "dermaga"-nya lho...!)



Bisa nyewa alat buat snorkling juga ...!
Bersiap sebelum melihat pemandangan under water
Mejeng bareng istri, Ariel, Deby (Ezra tukang potonya)

Nampang dulu ... airnya segeeerrrr...!!!
Capek ... berbaring dulu ...Ezra ma Deby ga punya capek
Lha ini mas Ezra-nya ...
Naaah ... buat yang masih penasaran, bisa Googling dan lihat gambar-gambar yang terkait sama Umbul Ponggok...maaf ga bisa upload foto-foto bawah air karena kami nggak bawa uang cukup untuk sewa kamera bawah air (sewanya Rp.100.000), sementara kamera HP kami juga bisanya nyemplung dalam air, tapi trus nanti matek...wkwkwkw... Oya, HTM-nya cukup. Rp. 3.000 (hari biasa) dan Rp. 4.000 (Sabtu, Minggu, hari libur, or tanggal merah). Parkir motor cukup Rp. 2.000. Parkir mobil, bus, atau truk ora ngerti karena kemarin pakai motor ^.^

Have enjoyed...! Buat yang pengen diantarkan ke Umbul Ponggok, boleh ajaaa asal waktunya pas (karena dekat rumah saya). Ongkosnya nggak mahal .. cukup bayarin saya berenang! Hahaha.... 

Salam segerrr...!!!



Rutinitas Rumah Sakit dan Insight "You'll Never Walk Alone" Mengisi Soreku yang Syahdu ...

  Ilustrrasi rumah sakit (Source: www.wphealthcarenews.com) Di tengah suasana sore yang syahdu setelah diguyur hujan deras bercampur angin y...