Saya lahir dari keluarga yang bisa dikatakan miskin. Saya adalah anak keempat dari enam bersaudara, sehingga keluarga saya mengalami kesulitan secara ekonomi. Ayah saya harus bekerja keras untuk menghidupi keluarga. Tetangga sering meremehkan kami, karena kehidupan kami yang serba kekurangan.
Waktu demi waktu terus berlalu, dan keadaan keluarga kami semakin terpuruk. Suatu kali ayah saya mengalami sakit pada kakinya. Jika untuk berdiri atau berjalan, ayah merasa sangat kesakitan. Hal tersebut mengakibatkan keadaan kami menjadi semakin sulit, karena ayah adalah satu-satunya tulang punggung dan penopang perekonomian keluarga.
Namun, Tuhan memiliki rencana lain bagi keluarga kami. Saat itu, kakak saya mendapat selebaran Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR). Kami tidak tahu apa itu KKR. Kakak saya mengajak kami (termasuk ayah) untuk mengikuti acara KKR itu. Dalam acara tersebut Yesus menjamah dan memberi kesembuhan bagi ayah.
Dalam acara itu pula ayah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat satu-satunya. Beberapa bulan berikutnya, ayah saya mengikuti bimbingan pra baptis dan akhirnya dibaptis. Itulah awal pemulihan bagi keluarga saya. Awal keluarga kami mengenal Kristus Yesus.
Mulai dari peristiwa pertobatan ayah saya, Tuhan semakin menunjukkan karya-Nya yang ajaib bagi keluarga saya. Mungkin hidup keluarga saya tidak secara seketika itu merasakan kemudahan. Kami terkadang mengalami berbagai kesulitan dan permasalahan, akan tetapi keluarga saya menjalaninya bersama Yesus Kristus. Ia menguatkan keluarga saya untuk terus berjuang menghadapi setiap tantangan. Tuhan Yesus selalu memberi jalan keluar.
Suatu kali sempat terpikir dalam benak saya tentang masa depan saya. Suatu perkataan negatif pernah terlontar dari mulut saya. Perkataan tersebut adalah, “Apakah saya bisa sekolah dan mengubah kehidupan keluarga saya?” Saya memandang dengan pesimis bahwa keluarga saya terlalu sederhana, bahkan miskin.
Namun, Tuhan tidak membiarkan pikiran negatif tersebut bersarang di dalam diri saya terlalu lama. Ia tidak membiarkan kehidupan keluarga saya terus-menerus dalam keterpurukan.
Tuhan menolong keluarga saya dengan memberi kesempatan kepada saya, adik dan kedua kakak saya diterima di Pusat Pengembangan Anak (PPA). Banyak pelajaran hidup, berkat-berkat yang saya terima di Pusat Pengembangan Anak (PPA). Bahkan saya merasa beruntung bisa bergabung di Pusat Pengembangan Anak (PPA).
Tahun demi tahun Tuhan Yesus berkarya dan memulihkan keluarga saya dengan menunjukkan kasih-Nya yang ajaib dan luar biasa. Saya dan adik-adik bisa diterima di sekolah favorit di Solo (SMP & SMA).
Dua kakak saya bisa menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi yaitu lulus sebagai Sarjana Pendidikan Agama Kristen (SPAK) dan Sarjana Ekonomi (SE). Secara manusia jika saya melihat keadaan kami, hal itu tidak mungkin. Tapi bagi Kristus tidak ada yang tidak mungkin. Segala sesuatunya bisa terjadi. Tidak ada yang mustahil bagi-Nya. Dan itulah yang Tuhan Yesus tunjukkan bagi saya dan keluarga.
Sekarang saya sudah duduk di bangku kuliah. Tuhan ijinkan saya kuliah jurusan farmasi di UGM (Universitas Gajah Mada). Di kampus, saya juga dapat bertumbuh dalam komunitas yang sehat yang membuat saya semakin dewasa.
Tuhan Yesus telah memberikan yang terbaik bagi kehidupan saya. Di waktu-waktu ini saya ingin memberi yang terbaik bagi Kristus lebih lagi. Saya sangat diberkati oleh perkataan mentor saya, “banyak orang mengaku bersedia mati bagi Yesus, tetapi bersediakah kita hidup bagi Kristus?”
Perkataannya menyadarkan saya bahwa hidup saya bukan milik saya pribadi. Dan sejak saat itu saya belajar hidup bagi Kristus. Saya bersyukur dengan setiap perjalanan kehidupan saya dan keluarga yang luar biasa, karena Kristus telah melakukan banyak hal dan menolong bahkan memulihkan kehidupan saya dan keluarga. Itulah karya terbesar Kristus.
Kesaksian: Aryani Kusniasari
Sumber: Irawan Budi Lukmono
Dimuat: 6 November 2015