Ilustrrasi rumah sakit (Source: www.wphealthcarenews.com) |
Di tengah suasana sore yang syahdu setelah diguyur hujan deras bercampur angin yang menumbangkan dua pohon kersen di jalur perjalanan dari rumah menuju rumah sakit … saya mengantarkan Mama saya kontrol rutin.
Sempat terpikir membatalkan agenda yang sudah saya susun sejak minggu lalu, tetapi saya batalkan niat itu … mengingat kalau sampai batal, proses pemeriksaan dengan BPJS Kesehatan harus mengulang dari awal, yakni dari Faskes I untuk meminta surat rujukan.
Singkat cerita, sambil memastikan dokter masih praktek—syukurlah beliau praktek sampai pukul 18.00—saya pun meluncur ke rumah sakit bersama Mama dengan GoCar, lalu tak sampai 60 menit kemudian sudah sampai ke rumah lagi.
Kok cepat? Ya, hari ini tidak selama biasanya karena kami datang sekitar jam 4, sedangkan dokter sudah mulai praktek sejak 13.30. Saya sudah bikin perkiraan sekitar jam 4 giliran Mama saya, karena beliau mendapat nomor antrian 22.
Itu cerita awalnya. Sekarang saya akan lanjutkan dengan pemikiran yang kerap terlintas setiap kali mendekati “Hari-H” pemeriksaan rutin, yang bisa berlangsung 2-3 kali dalam satu bulan. Jujur, terkadang ada rasa malas, juga lelah karena rutinitas ini sudah berlangsung bertahun-tahun.
“Duh, periksa lagi, periksa lagi. Antri lagi, antri lagi. Bolak-balik RS lagi, bolak-balik RS lagi….”
Suara itu terkadang bergema dalam benak saya. Sesekali terlontar keluar lewat gumaman kecil, terutama ketika fisik sedang lelah dan banyak pikiran karena pekerjaan. Namun, hari ini saya seperti mendapat insight baru, yang rasanya akan saya pakai sebagai “senjata penguat diri” ketika pemikiran semacam itu mulai keluar.
Momen Berinteraksi dengan Orang Lain
Ilustrasi ucapan terima kasih (elizabethivanecky.com) |
Misalnya pagi tadi, di tengah kejengkelan karena layanan proses verifikasi data BPJS Kesehatan yang lambat, saya belajar menghargai bantuan seorang perawat yang mau menolong mengurus ulang berkas sebagai persyaratan untuk Rujuk Balik ke Faskes I … karena berkasnya terselip entah ke mana. Memang bagian pemberkasan mungkin salah, tetapi saya menghargai upaya yang dilakukan oleh perawat tadi.
Setelah itu … saya pergi ke ruang fotokopi, lalu merasa terkejut ketika petugas fotokopi menarik Rp. 6.000 untuk biaya fotokopi 15 lembar. Mungkin sedikit mahal, tetapi saya segera menyadari saya tidak sedang hidup pada tahun 2000, dimana fotokopi seharga Rp. 150-200 per lembar masih wajar.
Lantas … sore ini ketika menunggu datangnya mobil GoCar yang kami pesan, saya melihat ketulusan seorang anak yang rela menggendong ayahnya, yang baru saja menjalani kontrol, lalu mendudukkan di sebuah mobil … sebelum ia dan anggota keluarga lain menyusul masuk dan mobil itu melesat pergi.
Setelahnya, seorang bapak tanpa diminta membantu memegangi kursi roda, sementara saya membopong Mama masuk ke dalam mobil. Saya bahkan belum mengucapkan terima kasih, orang itu sudah pergi ketika saya berkata: “Nanti kursi rodanya dibawa kok, pak!” Artinya …. Bapak ini hampir membantu menepikan kursi roda itu tanpa diminta!
Bertemu dengan Fans Liverpool dan Slogan YNWA
Ilustrasi mobil fans Liverpool (https://www.carousell.sg/p/liverpool-car-decal-209227330/) |
Akhirnya, saya cuma tersenyum (ngakak dalam hati) ketika menyadari bahwa mobil yang kami tumpangi ada tempelan khas klub Premier League, yakni Liverpool, lengkap dengan slogan khasnya “YNWA” yang kita tahu punya singkatan “You’ll Never Walk Alone.”
Biasanya, maaf ya fans Liverpool, saya agak gimanaaaa gitu setiap kali membaca atau mendengar slogan itu, tetapi sore tadi ungkapan yang sama seperti bermakna lain. Ya, seperti ada suara dalam hati mengingatkan:
“Kamu tidak berjalan sendiri, Nak.”
Sebagai orang Kristen, saya paham bahwa Tuhan senantiasa bersama saya. Namun, hari itu saya mendapat insight baru, bahwa saya sedang tidak menjalani kerepotan seorang diri dalam merawat Mama dalam usia tuanya, yang sudah menginjak 71 tahun.
Ada istri yang selalu mendukung, ada mertua yang setiap hari mendoakan, ada kakak-kakak dengan segala dukungan, dan keponakan-keponakan yang kerap menyegarkan jiwa yang penat dengan segala tingkah polah mereka.
Lalu hari ini … ada orang-orang yang memberi saya pelajaran hidup, juga tentunya fans Liverpool tadi yang dengan sangat baik melayani keperluan kami. Dibuatnya posisi mobil sedekat mungkin dengan teras, sehingga dengan 3-4 langkah, saya dapat membopong dan mendudukkan Mama di kursi roda sebelum mendorong dan memasukkannya. Saya pun membalas kebaikan itu dengan memberinya bintang lima, menuliskan sedikit ucapan terima kasih, dan memberinya sedikit tip.
Sesekali fans Manchester United berbagi berkat dengan fans Liverpool nggak masalah kan? Hahaha …! Itulah sebabnya juga, saya menggunakan slogan “YNWA” sebagai pelengkap gambar kali ini, meski pembahasan kali ini sama sekali tidak terkait urusan atau rivalitas sepak bola Eropa.