Thursday, May 14, 2015

Pak Tuwek Sang Inspirator

Cerita bermula dari tayangan di Metro TV yang tak sengaja saya tonton. Ada seorang lansia, duduk di atas becak, dikelilingi oleh beberapa orang, dan di dekatnya ada reporter televisi yang berbaju biru plus berkacamata.

Setelah beberapa menit menonton isi wawancara antara sang reporter dengan narasumber yang dikenal dengan sebutan "Pak Tuwek" itu, saya baru ngeh kalau sosok yang sedang saya tonton adalah Abdul Sukur yang sedang dibicarakan di berbagai media. Siapakah Pak Tuwek?

Pak Tuwek yang bernama asli Abdul Sukur dikenal sebagai "Penambal Jalan" selain profesinya sebagai penarik becak. Pria tua berusia 65 tahun ini dikenal setelah aksinya dalam menambal jalan-jalan yang berlubang di daerah Surabaya, mulai terendus media dan disebarkan.

Bayangin, di usia senja yang seharusnya dipakai untuk bersantai, menikmati hidup, dan tak lagi berjerih lelah di jalanan, Pak Tuwek diam-diam sudah berjasa besar bagi para pengguna jalan di daerah kekuasaan Ibu Risma ini. Website www.jpnn.com memuat kisah mengenai Pak Tuwek yang menambal jalan yang biasa dilaluinya saat menarik becak. Waktunya? Tak bisa dibayangkan! Pak Tuwek memulai aksinya setelah pukul 21.00 dan seringkali baru selesai menjelang subuh!

Berikut petikan dari www.jpnn.com mengenai Pak Tuwek yang juga sering dipanggil Pak Dul:

Sebuah lubang biasanya dia kerjakan beberapa hari. Berbekal palu berukuran sedang, Pak Dul memukuli batu-batu besar yang diangkutnya menjadi pecahan yang lebih kecil. Selain batu, lubang itu ditutup dengan bongkahan aspal sisa jalan. Dia menambal jalan mulai pukul 21.00 hingga menjelang subuh. Untuk sekali angkut, dia bisa membawa 2-3 kuintal batu dan aspal di atas becaknya.

Pak Dul yang bekerja sebagai tukang becak sejak 1968 itu mengatakan, dirinya sering mendapat ucapan terima kasih dari warga. Tapi, tidak jarang ada yang menganggapnya sebagai orang gila. "Kon iku wong gendeng. Lapo ngono iku? Oleh duit ta?" kata Pak Dul, menirukan beberapa orang yang mengejeknya karena menambal lubang di jalan tanpa diberi upah oleh siapa pun.
Tapi, Pak Dul tidak peduli. Dia tetap menambal lubang jalan yang membahayakan. "Pokoknya, kalau naik becak mak yut-yut dan bikin oleng atau mau jatuh, embong itu harus ditambal," ujar pria yang hampir seluruh rambutnya beruban tersebut.  Selain memikirkan becaknya, pak tua itu juga memikirkan keselamatan pengendara yang lain. Menurutnnya, jalan rusak biasanya akan membuat motor itu terjatuh. “Nah kalau jatuh dan disambar mobil di belakang bagaimana?" ujar pria warga Tambak Sigaran Barat Gang II No 27 itu.


********************************************************************************
Wow...! Speechless! Sungguh mulia dan tulus hati sampeyan, Pak Tuwek! Beliau juga sedang memberi "teladan", terutama bagi generasi muda untuk melakukan aksi nyata melihat sesuatu yang tidak beres di sekitarnya. Bagi saya yang belum lama terjerembab akibat lubang di jalan yang dibiarkan terbengkalai, saya mengerti benar bahwa tindakan Pak Tuwek sungguh berarti bagi para pengendara di jalan.

Semoga semangat untuk membuat perubahan yang dilakukan oleh Pak Tuwek menular dan berbuah puluhan, ratusan, dan bahkan ribuan aksi nyata demi kebaikan bersama. Tak mudah dan terkadang bikin sakit hati (siapa mau dibilang gila!) tapi kebesaran hati Pak Tuwek memang sungguh luar biasa... 

Siapa mau mengikuti jejak beliau? Berikut sosok Pak Tuwek yang sangat sederhana:

Pak Tuwek sedang menambal jalan (Foto: Jawa Pos)
Teruskan pengabdian sampeyan Pak Tuwek, Sang Inspirator! Melok bangga dadi arek Suroboyo ... Tuhan memberimu kekuatan dan kesehatan untuk terus mengabdi sampai akhir hayat!

No comments:

Post a Comment

Rutinitas Rumah Sakit dan Insight "You'll Never Walk Alone" Mengisi Soreku yang Syahdu ...

  Ilustrrasi rumah sakit (Source: www.wphealthcarenews.com) Di tengah suasana sore yang syahdu setelah diguyur hujan deras bercampur angin y...