Wednesday, July 2, 2014

Demam Transformer 4: Age of Extinction

Promo Transformer 4

Di tengah suhu politik yang semakin memanas menjelang Pilpres 9 Juli mendatang, geliat para robot yang bertarung dengan seru juga tidak kalah panasnya. Saya menyebutnya: demam Transformer juga sedang melanda negeri ini, khususnya bagi para pecinta film atau penggemar Transformer. Lihat saja bagaimana antusiasme masyarakat terhadap film ini. Tanyakan saja pada penonton yang harus berdesakan mengantre demi mendapatkan tiket Transformer 4: Age of Extinction. Saya akan mengambil contoh untuk daerah Yogyakarta, khususnya di Empire XXI. Meskipun ruangan adem ber-AC, tapi dengan animo penonton yang sangat tinggi, kabarnya sampai di parkiran mobil Empire XXI, akan terasa panas dan sumuk juga. Itulah sebabnya, kali ini saya tertarik untuk menulis sesuatu berkaitan dengan film robot ini.

Pertama, berkaitan dengan genre film kategori REMAJA (R), menurut saya, kategori “R” yang diberikan oleh Lembaga Sensor Film (LSF) sudah pas lah. Film ini nggak terlalu berdarah-darah layaknya The Raid atau film-film action yang sepenuhnya melibatkan “manusia”. Gambaran darah yang muncrat ketika robot-robot bertarung juga nggak terkesan seram, mungkin karena warnanya hijau kali ya... adegan ciuman? Ada sih tapi sedikit sekali...Adegan seks? Nggak ada! Hanya ada pemain utama cewek dengan pakaian seksi (bagian payudara sedikit terlihat) dan beberapa percakapan yang mengarah ke pornografi. Ortu perlu memberi perhatian, bimbingan, atau penjelasan khusus terhadap beberapa hal ini.

Kedua, animo penonton yang begitu besar membuat film ini ditayangkan hingga 13 kali dalam sehari! Menurut situs 21cineplex.com, jam tayang film ini terbagi masing-masing 10 kali (untuk film 2D) dan 3 kali untuk 3D (tiga dimensi). Sayang sekali saya kurang data mengenai studio yang dibuka apakah hanya 2 studio atau lebih yang dikhususkan untuk untuk Transformer 4: Age of Extinction. Animo yang luar biasa! Film ini dirilis pada waktu yang pas, yakni liburan sekolah, liburan kuliah, dan jangan lupa masih ada para karyawan sampai orang tua penggemar film yang tentu tidak akan melewatkan film yang satu ini.

Ketiga, kemudahan memesan dengan MTIX. Program ini sangat menguntungkan karena kita bisa memesan tiket bebas antre. Untuk kondisi normal, member MTIX bisa membeli hingga 8 tiket, tetapi khusus untuk Transformer 4: Age of Extinction, hanya dibatasi 4 tiket saja. Hanya saja proses untuk pendaftaran MTIX maupun reload (menambah deposit) masih perlu perbaikan.

Bayangkan aja ... untuk pendaftar yang sampai lebih dari 25 orang dalam waktu 1,5 jam (pengamatan pada waktu saya mendaftar), hanya disediakan 1 PETUGAS dan 1 PERANGKAT KOMPUTER. Petugas ini, cewek berbaju hitam dengan senyum mengembang dan berparas lumayan, harus melakukan banyak tugas: mendata pendaftar baru, briefing singkat seputar MTIX, menuntun pengisian data, menerima uang deposit awal plus menyimpan berkas (faktur cetakan bukti pendaftaran dan fotokopi KTP). Sementara petugas satunya, cewek berbaju hitam dengan senyum mengembang dan berparas lumayan juga, melayani reload untk MTIX.

Menurut saya, layanan akan lebih baik lagi jika:
*Ada tulisan mana bagian pendaftaran, mana bagian reload (yang sampai kemarin belum ada). Hal ini untuk menghindari orang salah masuk antrian. Kasihan kan kalau sudah 30 menitan ngantre tapi ternyata “salah kamar”?
*Minimal bisa ditambah 1 petugas untuk KHUSUS, setidaknya untuk mendampingin pendaftar baru untuk pengisian data, sekaligus menerima uang deposit awal plus menyimpan berkas (faktur cetakan bukti pendaftaran dan fotokopi KTP). Petugas lainnya (yang merangkap tadi) bisa konsentrasi pada pendaftaran dan briefing singkat. Bisa menghemat banyak waktu karena kalau hanya 1 petugas, secantik apa pun mbaknya, kalau hanya 1 orang dan 1 perangkat komputer ... mesti lamaaaa...

Secara umum ... terdaftar sebagai member MTIX masih menguntungkan dan melegakan karena kita dapat “melenggang kangkung” untuk datang ke bioskop, mengambil tiket yang sudah tercatat sesuai kode pesanan, menunggu waktunya studio buka, dan bisa menikmati film yang kita ingin tonton.

Keempat, tindak tegas para calo! Kehadiran para calo yang menawarkan tiket dengan harga dua kali lipat sangat merugikan para penonton, apalagi buat yang sudah berdesak-desakan, ngantre sekian waktu, tapi harus kecewa karena tiketnya habis lantaran diborong para calo. Saya akan menulis mengenai hal ini secara khusus pada tulisan berikutnya. Untuk kali ini, saya hanya mengharapkan agar manajemen menindak tegas para calo atau setidaknya persempit ruang gerak mereka supaya tidak lagi bisa memanfaatkan keuntungan di tengah “penderitaan” orang lain.

Demam Transformer 4: Age of Extinction rasanya masih akan melanda negeri ini, tak kalah seru dengan Pilpres yang akan segera berlangsung. Setidaknya sampai 13 Juli 2014, animo penonton sepertinya masih tinggi karena kabarnya ada yang mau menonton sampai lebih dari sekali (seperti salah satu teman saya di Jakarta).

Saran saya ada dua. Pertama, tanpa bermaksud promosi, lebih baik jadi member MTIX atau nebeng teman yang sudah jadi member MTIX supaya bisa mendapatkan tiket dengan cara praktis dan bebas antre. Kedua, buat yang berencana menunggu DVD/VCD atau menonton versi bajakan dengan download di internet, lebih baik nonton langsung di bioskop saja. Lebih seru dengan soundsystem yang menggelegar, layar lebar, juga suasana yang asyik, apalagi jika nonton bersama istri ... kalau kedinginan bisaaaa ... beli teh anget dulu (ada angkringan di sekitar Empire XXI) .. hahaha ...


Selamat menonton! 

2 comments:

  1. Wah, saya kira ini tadi mau review filmnya mas.. :D

    Masih soal nonton nih mas.. Laen kali kalau ada agenda nonton, coba ke Solo aja mas.. Kalau mau kelas XXI ada 3 gedung bioskop, mau kelas yang lebih atasnya (XXI premiere) ada 2. Atau mau coba selain jaringan 21cineplex, ada platinum cineplex juga.. :D Jadi smua bioskop di solo sekarang antrinya ngga begitu panjang. Cuman sayangnya blom ada fasilitas MTIX. :D

    ReplyDelete
  2. Halo mas Chandra...hehe...saya kurang jago review film berseri kayak gini karena nggak ngikuti sejak awal ... kemarin nonton sama keponakan, rumahnya di Klaten jadi lebih dekat ke Jogja sekalian saya pulang kerja. Kalo kondisi normal, kami juga sering nonton ke Solo kok ..murah meriah, lebih dekat juga kalo pulang ke rumah. Masalahnya, kami ga terlalu hafal jalan ke Solo, jadi yang dijadikan pilihan kalo nggak SGM ya SS... :-D

    ReplyDelete

Rutinitas Rumah Sakit dan Insight "You'll Never Walk Alone" Mengisi Soreku yang Syahdu ...

  Ilustrrasi rumah sakit (Source: www.wphealthcarenews.com) Di tengah suasana sore yang syahdu setelah diguyur hujan deras bercampur angin y...