Poster film Fireproof |
Never Leave Your Partner Behind. Slogan ini menjadi pesan utama dari film bertema pernikahan
yang berlandaskan iman kristen ini. Dikisahkan seorang pria bernama Caleb,
pimpinan dari sebuah pasukan pemadam kebakaran di daerah Albany, Amerika
Serikat. Ia telah berjasa menyelamatkan banyak orang selama bekerja, dihormati
oleh anak buahnya di kantor, tetapi ia merasa tidak mendapatkan penghormatan
dan penghargaan di rumah. Pernikahannya ada dalam masalah, terutama setelah ia
meledak dalam kemarahan yang membuat istrinya berkata, “Saya ingin ke luar” bisa diartikan bahwa istrinya ingin berpisah (bercerai) dengan Caleb karena tidak tahan dengan perlakuan suaminya kepadanya.
Catherine, nama istri Caleb, tidak tahan dengan sikap egois
suaminya yang lebih suka menyimpan uang hasil kerjanya karena ingin membeli
sebuah perahu daripada menggunakannya untuk memperbaiki rumah atau membelikan
seperangkat kursi roda dan peralatan medis untuk menolong mama Catherine yang
mengalami kelumpuhan. Sebaliknya, Caleb merasa istrinya melalaikan kewajiban
sebagai istri maupun ibu rumah tangga karena kesibukan bekerja dan merasa bahwa
ia kurang mendapat rasa hormat dari sang istri.
Dalam hati, Caleb ingin memperbaiki kondisi rumah tangganya,
paling tidak seperti yang dialami oleh Michael, rekan sekerjanya, yang nampaknya
memiliki pernikahan yang harmonis dan bahagia. Michael sempat memberikan
analogi bahwa pernikahan ibarat menyatukan dua botol merica (lada) dan garam.
Keduanya memang berbeda tetapi sering terlihat bersama-sama. Memisahkan kedua
botol tersebut, setelah disatukan (dilem) akan merusak keduanya.
Kemudian di tengah rasa frustrasinya, sang ayah menemuinya,
mencoba memberinya nasihat, lalu memberikan sebuah buku berisi “40 hari
tantangan cinta” kepada anaknya yang
sangat dikasihinya.”Jikalau tidak ada alasan lain untuk melakukan hal ini,
lakukanlah untuk diri saya. Saya memintanya sebagai seorang ayah kepada
anaknya,” demikian permohonan sang ayah sebelum buku itu diberikan. Misi Caleb
untuk menyelamatkan pernikahannya pun dimulai.
Hal yang tidak mudah karena Caleb seperti “didesak” untuk
melakukan hal-hal yang selama ini luput dari perhatiannya, diabaikannya, atau
di luar kenormalan bagi seorang Caleb. Selama dua puluh hari pertama, ia harus
belajar berhenti mengucapkan hal yang negatif kepada Catherine, mulai
memperhatikan Catherine, melayani kebutuhan Catherine, bahkan menyiapkan
hidangan spesial supaya dapat dinikmati bersama Catherine. Namun, usaha yang
dilakukan hanya sekadar kewajibn untuk melakukan apa yang dibacanya dalam buku
“40 hari tantangan cinta” tersebut mendapatkan respons negatif dari Catherine.
Tanpa sepengetahuan Caleb, salah seorang teman dekat
Catherine di tempat kerjanya meminta agar Catherine tidak tertipu dengan
kebaikan yang dilakukan oleh suaminya. Teman tersebut punya pengalaman mengenai
sepupunya, yang berbuat baik kepada sang istri sebelum menceraikan dan
mengambil semua haknya di kemudian hari. Omongan yang disampaikan sepintas lalu
ini diyakini oleh Catherine, yang sedang dalam kondisi frustrasi menghadapi
suaminya. Hal ini diperparah dengan sikap Catherine yang mulai membuka celah
dengan menjalin hubungan khusus dengan Gavin (Dr. Keller) rekan kerjanya di
rumah sakit, yang ternyata menaruh hati kepada Catherine sekalipun sudah
beristri.
Film ini semakin menarik karena di tengah usaha Caleb untuk
mendapatkan kembali hati Catherine sekaligus menyelamatkan pernikahannya,
menjadi semakin sulit karena Catherine sudah mabuk kepayang oleh pesona Gavin
yang dianggapnya lebih perhatian daripada suaminya. Bahkan ketika Caleb mulai
menunjukkan perubahan drastis dalam hidupnya, misalnya ketika ia mengenyahkan
komputer yang membuatnya kecanduan, berlaku semakin baik sebagai seorang suami,
bahkan membayar perangkat medis untuk orangtua Catherine sebanyak lebih dari dua puluh ribu dolar,
hati Catherine masih tetap dingin. Ia bahkan meneruskan niatnya untuk bercerai
dengan Caleb. Bahkan teguran dan nasihat dari seseorang yang ditemui Catherine
saat makan siang di kantin, malah membuatnya marah karena menganggap tidak ada
yang salah dengan hubungan khusus yang dijalinnya bersama dengan Gavin (Dr.
Keller).
Titik balik hubungannya dengan Caleb terjadi ketika
menginjak hal ke dua puluh satu, lewat obrolan di sebuah tempat yang sering
dipakai untuk retreat, Caleb menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru selamatnya,
lalu mulai belajar mencintai Catherine tanpa syarat, seperti kasih yang Tuhan
berikan kepadanya. Caleb juga berdoa mengharapkan pertolongan Tuhan untuk
mengubahkan hati istrinya dna memulihkan rumah tangganya, sementara dari
kejauhan, orangtua Caleb mendukungnya dalam doa dan siap menerima curhatan dari Caleb kapan pun
dibutuhkan. Caleb pun menegaskan komitmennya untuk berjuang mendapatkan kembali
cinta dari Catherine dengan menemui Gavin (Dr. Keller), seraya meminta agar
dokter yang sempat merawatnya itu agar menjauhi Catherine.
Diawali dengan penemuan buku “40 hari tantangan cinta” oleh
Catherine, perhatian Caleb ketika Catherine tidak dapat ngantor karena sakit, disertai permintaan maaf secara tulus sambil
berurai air mata, hati Catherine mulai tersentuh. Puncaknya, ketika Catherine
mengetahui bahwa Caleb telah membayar hampir semua peralatan medis yang
diperlukan oleh sang ibu, bukan Gavin (Dr. Keller) seperti dugaannya semula, hatinya
pun menjadi terbuka.
Catherine segera pulang dari rumah sakit, mengambil cincin pernikahan
dari laci meja di kamarnya, lalu bergegas menuju kantor Caleb untuk menemui
suaminya. Caleb, yang sama sekali tidak menduga bahwa penantiannya akan segera
berakhir, menemui Catherine di sela-sela pekerjaanya, lalu Catherine pun
mengungkapkan isi hati dan keinginan untuk kembali menjalani hidup bersama
Caleb sebagai suami-istri. Dari balik pintu, Michael yang ingin agar Caleb
mengalami pemulihan dalam rumah tangga pun ikut bersorak melihat pemandangan
yang dilihatkan di luar ruangan ketika Caleb dan Catherine kembali berpelukan.
Akhirnya, dengan dihadiri keluarga, rekan-rekan kerja, dan
orang-orang yang dikenal, Caleb dan Catherine “menikah ulang” dipimpin oleh
seorang hamba Tuhan. Mereka kembali mengucapkan janji setia di hadapan Tuhan,
hamba-Nya, dan umat Tuhan yang menghadiri acara tersebut, kali ini dengan hati
yang sudah diperbarui dalam Kristus. Film ini pun ditutup dengan tampilan
kutipan ayat Alkitab dari Roma 5 ayat 8.
Fireproof benar-benar sebuah film yang sangat bagus untuk ditonton
oleh kita yang baru saja memulai pernikahan, sudah bertahun-tahun menjalani
pernikahan, terutama yang sedang mengalami api ujian dalam pernikahan. Saya sendiri sudah menonton sedikitnya 4 kali dari awal sampai akhir. Dua hari lalu, saya juga menonton film ini bersama istri menjelang dua tahun usia pernikahan kami pada awal Juli mendatang.
Sayangnya, film yang ditayangkan di bioskop Amerika Serikat pada akhir September 2008 ini tidak ditayangkan di bioskop Indonesia. Namun, DVD dari Fireproof pernah saya dapati dijual di Toko Buku Narwastu (Toko buku kristen di Yogyakarta). Mungkin masih dijual di tempat tersebut, di toko-toko buku atau toko-toko yang menjual DVD film asing yang berlandaskan iman Kristen.
Sayangnya, film yang ditayangkan di bioskop Amerika Serikat pada akhir September 2008 ini tidak ditayangkan di bioskop Indonesia. Namun, DVD dari Fireproof pernah saya dapati dijual di Toko Buku Narwastu (Toko buku kristen di Yogyakarta). Mungkin masih dijual di tempat tersebut, di toko-toko buku atau toko-toko yang menjual DVD film asing yang berlandaskan iman Kristen.
No comments:
Post a Comment