Monday, March 9, 2015

Pengalaman Makan Penyetan

Penyetan ... sebutan ini nggak asing buat mahasiswa, terutama yang ada di Jogja. Penyetan adalah sebutan untuk menu makanan dengan komposisi: sambal, lalapan, mentimun beberapa iris, dan lauk dengan variasi mulai dari tempe, tahu, terong, ayam, atau ikan. Untuk lauk biasanya diproses dengan dua cara, yakni dengan cara digoreng atau dibakar. Sejauh ini belum pernah saya temukan lauk penyetan dengan cara direbus. Mungkin ada yang mau berkreasi dengan cara ini? Hehehe...

Cara penyajian bisa dengan ditaruh di cobek seperti contoh gambar di bawah, piring plastik, atau piring dari anyaman bambu yang dilapisi kertas minyak. Nasinya biasanya dua jenis, ada nasi putih biasa, ada pula nasi uduk yang gurih. Nah, bagi Anda yang sama sekali belum pernah lihat bentuk "penyetan" atau masih penasaran, kira-kira bentuknya seperti gambar ini: (penyetan "berisi" tempe)

Contoh penyetan dengan lauk tempe goreng
Ceritanya ... kemarin sore setelah lama nggak menikmati penyetan (kalo sekitar 2 tahunan lebih deh...) saya mengajak istri untuk menikmati penyetan. TKP di sekitar Bank Mandiri jalan Kaliurang. Kami pesan 2 nasi putih, seporsi tempe goreng,dua porsi telur goreng, seporsi terong goreng, sambal (pedesnya sedang), segelas jeruk hangat, dan segelas es teh.

Rasa penyetannya sih lumayan ... sambelnya juga nggak pedes-pedes amat, cocok sama lidah kami, rasa minumannya juga standar dengan harga segitu ... tapiiii yang bikin agak sebel adalah layanan yang aneh bin ajaib alias kurang profesional!

Setelah parkir motor, kami menghampiri penjual berniat untuk memesan. Eh, si penjual nggak melihat wajah pembeli. Sambil asyik menggoreng, si kawan itu bilang: "Nulis aja mas di kertas pesenannnya." Okelah saya coba tahan kesabaran, trus nulis pesanan, tapi lagi-lagi pas mau menyerahkan kertas pesanan, kembali dicuekin. Terpaksa saya ngasih kertas sambil berkata: "Saya taruh di sini ya, Pak." (Trus kami duduk)

Berikutnya, setelah sekitar 10-an menit menanti ... penjualnya datang trus nanya: "Tadi pesan apa ya, mas?" Sambil tepok jidat dalam hati saya pun mengulang pesanan (nggak ada perkataan maaf atau senyuman sedikit pun. Huh!) Trus kami harus nunggu lagi ... Lima menit kemudian, minuman datang, diikuti nasi dan penyetan yang kami pesan sekitar 5 menit setelahnya.

"Mas, tempenya nyusul yah" (tepok jidat lagi). Soalnya sejak pesan saya lihat ada tempe yang siap saji di sebelah penggorengan, lha kok menyusul kenapa ya? Nggak logis! Sambil makan kami pun sabar menanti ... sampai setelah hampir setengah piring nasi habis, istri saya menanyakan tempenya kok belum dikasih, eh, dijawab LUPAAA.... (tepok jidat ketiga kalinya)

Akhirnya, kami pun nggak kerasan di sana. Setelah makan kami segera membayar dan pulang! Tapi ... kekagetan kami masih berlangsung melihat gaya dari tukang parkir yang lain daripada yang lain ... kayak orang mabuk gitu deh...komplit sudah!

Sepertinya kalo perut lapar ketika berada di seputaran Jogja ... rasanya kami akan mencari tempat lain untuk bisa menikmati penyetan. Demikian sedikit cerita dari saya (kami) ...





 

No comments:

Post a Comment

Rutinitas Rumah Sakit dan Insight "You'll Never Walk Alone" Mengisi Soreku yang Syahdu ...

  Ilustrrasi rumah sakit (Source: www.wphealthcarenews.com) Di tengah suasana sore yang syahdu setelah diguyur hujan deras bercampur angin y...