Wednesday, March 4, 2015

Perkenalkan: Delanggu!!!!

Pada bagian profil buku Dari Jomblo Sampe Merit, saya mencantumkan "Delanggu" sebagai domisili terkini saya bersama keluarga. Mungkin daerah ini tidak seterkenal Solo, sekalipun hanya berjarak tidak lebih dari 30 kilometer jika kita melaju dari Solo menuju Jogja. Delanggu juga tidak seterkenal Semarang, sekalipun hanya berjarak sekitar 2,5-3 jam jika kita mengendarai kendaraan bermotor.

Namun, jika Anda pernah mendengar nama daerah yang dikenal sebagai "gudang beras", atau jika Anda akrab dengan beras Rojolele yang berbeda dengan beras-beras dari daerah lain, sebenarnya beras jenis itu tidak dapat dipisahkan dari daerah Delanggu.

******************************************************************************

Menurut data yang dimuat di Wikipedia:

Secara Geografis, Delanggu terletak di jalan raya utama antara Yogyakarta dan Surakarta, sehingga perekonomian daerah ini bisa tumbuh dengan pesat. Secara administratif, kecamatan Delanggu memiliki 16 desa/kelurahan. 

Secara Ekonomi dan IndustriDelanggu terkenal sebagai lumbung beras Jawa Tengah dan di masa lalu pernah menjadi pusat perekonomian lokal, saat memiliki pabrik karung goni, sebelum akhirnya ditutup pada awal 1990-an karena kalah bersaing dengan karung plastik. 

Dalam hal PendidikanKota Delanggu dikenal sebagai pusat pendidikan lokal, karena terletak ditempat strategis. Sebagian siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan SMU berasal dari beberapa kecamatan sekitarnya seperti Polanharjo, Ceper, Juwiring, bahkan Sawit (Boyolali). Ada sekolah favorit, SMPN 1 Delanggu. Di periode awal 80-an sd awal 2000, sekolah ini mempunyai prestasi DANEM rata-rata tertinggi di level Klaten ataupun bahkan pernah level no-5 nasional

******************************************************************************
Sayang sekali, belum ada tempat wisata atau obyek wisata yang bisa dijadikan unggulan dari daerah ini. Ada sih namanya Umbul Ponggok, pemandian Cokro, atau pemancingan Janti, tetapi secara administratif sudah masuk kecamatan lain. Untungnya masih ada pusat perbelanjaan yang bisa menjadi sarana hiburan, terutama bagi para remaja atau keluarga yang memiliki anak masih balita, yakni di Luwes.

Omong-omong ... ada dua hal yang membuat saya merasa merdeka tinggal di daerah ini. Pertama, masih cukup banyak areal persawahan yang bisa membuat pikiran menjadi "adem", terutama bila melintasi daerah belakang rumah saya, dekat kelurahan Gatak. Kedua, masih bisa ditemukan makanan atau lauk berharga murah meriah, misalnya soto semangkuk seharga seribu rupiah, beberapa aneka lauk yang bisa ditebus seharga lima ribu rupiah, seplastik sayur matang dengan harga dua ribu rupiah, dan sebagainya.

Kondisi terkini untuk pasar ada 3 tempat. Pasar Delanggu sebagai pasar utama, yang bisa kita jumpai dengan mudah setiap kali melintasi jalan utama dari Jogja menuju Solo (atau sebaliknya), seperti terlihat dalam gambar berikut;


Pasar Delanggu - tampak depan (www.soloposfm.com)
Kemudian jika Anda berjalan tidak sampai 400 meter ke arah barat, Anda akan menjumpai pasar kedua, di sekitar lapangan Merdeka. Dulunya tempat itu bukanlah pasar resmi, melainkan pasar darurat yang dipakai selama masa pembangunan Pasar Delanggu . Namun, setelah pasar utama
selesai dibangun, beberapa pedagang tetap enggan meninggalkan lokasi darurat, sehingga terbentuklah pasar baru di daerah barat.

Pasar ketiga, tepat berada di sekitar stasiun Delanggu. Entah kapan dimulai saya kurang tahu persis, tetapi sejak saya berpindah domisili pada 1997 lalu, pasar ini sudah ada, sampai sekarang. Jadi ada 3 pasar dalam radius tidak sampai 1 kilometer dengan tingkat kepadatan pembeli yang menurut saya cukup ramai.

******************************************************************************
Di samping itu .... satu hal yang kadang menimbulkan kesedihan adalah "dimatikannya" stasiun Delanggu oleh PT KAI karena dianggap tidak menguntungkan secara bisnis. Dulunya, semasa saya SMA, setidaknya kereta api ekonomi dan prameks masih berhenti untuk menaikkan-menurunkan penumpang, tetapi sekarang semua kereta api hanya lewat. Semoga kelak stasiun ini bisa difungsikan lagi ya...

Berikut penampakan stasiunnya:


Stasiun Delanggu - tampak samping ((heritage.kereta-api.co.id)


******************************************************************************
Sekian dulu informasi mengenai kota yang menjadi domisili saya bersama keluarga. Kiranya bisa memberi pencerahan dan menambah wawasan. Kalau mau berkunjung ke sana, silakan njawil saya yah..hehehe... :-D

2 comments:

  1. Pengen thenguk thenguk neng cedhak stasiun pas sore...ketoke aduhai..

    ReplyDelete
  2. Aduhai sekali...kalo sore sekarang di sana ada pasar malem kecil2-an sama bakul gorengan..iso nongkrong, weteng wareg, pikiran seger...silakan datang...kecuali pas prei kabeh yo sepi..wkwkwkw :-p

    ReplyDelete

Rutinitas Rumah Sakit dan Insight "You'll Never Walk Alone" Mengisi Soreku yang Syahdu ...

  Ilustrrasi rumah sakit (Source: www.wphealthcarenews.com) Di tengah suasana sore yang syahdu setelah diguyur hujan deras bercampur angin y...